Addison melepas tangan Shenna dari lenganya. Kemudian membalikan badanya berusaha mengatakan sesuatu pada gadis itu. Tapi, ia segera mengurung niatnya setelah ia melihat Shenna sudah menangis tak keruan."Udah. Udah jangan nangis"Addison mengelus pundak Shenna pelan
Shenna tak menjawab dan masih saja menangis.
"Masuk mobil aja dulu. Malu kalau diliatin orang banyak kalau nangis kayak gini"Addison kembali memimpin Shenna berjalan kearah mobilnya dan membukakan pintu untuk Shenna.
Selama perjalanan pulang, Addison hanya bisa diam sambil memandangi gadis di sebelahnya yang sedang menangis sesenggukan. Ia memang hanya diam tak mau mengganggu Shenna. Tapi lama kelamaan ia tak tahan melihatnya. Ia tak bisa berdiam diri membiarkan Shenna menangis seperti itu.
"Segitu sayangnya lo sama Richie?"suara Addison membuat tangisan Shenna jeda
"Gue tau gue bego banget udah sayang sama cowok brengsek kayak dia"Shenna kembali menangis
"Lo ga bego kok"
"Terus kalau ga bego apa? Bucin?"sergah Shenna
"Lo ga bego hanya karena sayang sama dia. Bego itu kalau nutupin perasaan lo"
Shenna menatap Addison singkat. Mencoba meresapi kata-kata Addison. Kenapa sih Addison selalu memberikan kalimat yang berat padanya. Tidak sulit sebenarnya, hanya saja ia tak mampu mengerti.
"Maksud lo?"
"Lo tau ga Shen. Orang kayak guelah yang pantas di bilang bego"sahut cowok itu lagi
"Kenapa?"
"Yah lo liat aja gue. Dengan begonya mendam perasaan sama seseorang selama bertahun-tahun"kata Addison sambil menatap mata Shenna dan gadis itu juga membalas menatapnya. Namun, ia hanya terdiam.
"Dan lo tau. Gue pernah banget ngimpiin kalo lo bakalan sayang sama gue seperti sayang lo ke Richie"Addison serius menatap jalanan sambil tersenyum kecil
"Mendam perasaan itu bener-bener gaenak. Dan itu bikin gue bego banget. Karena sulit banget mutusin apakah gue harus nyatain perasaan gue atau ngejaga persahabatan gue sama lo"jelas Addison lagi
"Lo emang bego"ucap Shenna beberapa detik kemudian
"Hah?"
"Kalau seandainya waktu itu lo jujur ke gue tentang perasaan lo. Gue mungkin gak akan berakhir patah hati kayak gini"
"Mungkin gue udah bahagia sama lo. Tapi begonya gue, gue gabisa punya perasaan lebih sama lo Son."
"Mungkin emang ga jalannya"
Shenna tersenyum geli.
"Geli banget lah kalau gue pacaram sama elo. Gamau gue. Mending lo sama Vinna aja"Shenna terkekeh melupakan kesedihanya
"Ya makanya"
"jangan sakitin Vinna yah Son"
"Heh?"
"Vinna bakal berakhir kayak gue kalau lo berani nyakitin dia. Dan rasanya sakit banget Son. Please jangan nyakitin Vinna"pesan Shenna
"Iya. Tapi gue ga janji"balas Addison tenang kemudian memutar arah mobil dan masuk ke kompleks perumahan Shenna
"Kok ga janji?"Shenna keheranan
"Perasaan itu ga pasti Shenn. Saat ini mungkin gue sayang. Gatau besok. Gatau lusa. Gue mungkin baik hari ini belum tentu besok gue bakalan baik juga. Begitu juga dalam menjaga perasaan itu ga tentu."Addison menjeda kalimatnya, lalu menghentikan mobilnya karena mereka sudah sampai di depan rumah Shenna
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe?
Teen Fiction"nah! kalo emang loe ga suka gue gabung yah keluarin aja gue sekarang. simple kan?" omel shenna. Namun lelaki itu hanya diam menatap tajam kearah mata Shenna. "kenapa? atau loe mau gue sendiri yang ngundurin diri?" "fine. i'm out" gadis itu pun...