"Tengg...tenggg.."dering hape Vinna berbunyi semenit setelah Vanje mengembalikannya. Refleks Vinna menerima panggilan tersebut tanpa melihat nama panggilan yang tertera.
"Hallo"
"Vin ngapa dah lo ngirim pesan kayak gini? Lu marah lagi sama gue? Kalo marah karna lo suka Richie? Lo ga bilang dari dulu. Tau gitu gue gamau deket ama dia." Semprot Shenna dari seberangSementara Vinna hanya diam mematung. Ia sebenarnya tak mengerti apa yang di katakan oleh Shenna. Kenapa nama Richie di bawa-bawa pula.
"Vin gue janji deh bakalan jauhin Richie demi lo. Gue gamau lo tersakiti lagi selain Vanje yang ngalangin cinta lo buat Richie"
"Hah?"Vinna semakin bingung dibuatnya
"Gue tau kok apa yang lo rasain. Gue ngerti banget. Pokoknya kalau gue udah balik ke sekolah lo harus cerit sedetail-detailnya. Ga boleh ada kurang satu apapun.okay? Bye!!!"
"Ehh Shenn. Shenn?" Percuma saja Vinna terus memanggil nama Shenna. Yang di seberang sudah memutuskan sambungan telephone tersebut. Vinna hanya mendengus kecil, bahkan Shenna belum mendengar penjelasannya. Ini semua gara-gara Vanje.
💫💫💫
17 Agusustus 1945.Hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia yang ke-73. Seperti biasa seluruh lapangan di Indonesia akan di penuhi oleh seluruh masyarakat Untuk merayakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sama halnya dengan lapangan di yayasan ini. Lapangan tersebut di penuhi oleh siswa dan guru-guru.
Di seberang sana seorang gadis dengan pakaian paskibraka lengkap dan rapi tak henti-hentinya berdoa memohon kepada Tuhan agar pelaksanaan upacara ini akan berjalan dengan lancar sesuai harapan.
"Yang akan nonton acara ini bukan cuman temen gue. Jason juga. Pokoknya gue harus tampil semaksimal mungkin. Omigod. Shenna lo pasti bisa"ucapnya sambil kedua tangannya di tautkan di depan dada.
"Gausah banyak tingkah. Siapin diri baik-baik"saran Richie yang kemudian mendapat cibirian dari Shenna
"Suka banget sih lo dateng tiba-tiba"gerutu Shenna kemudian merapikan rambutnya
"Heh!"
"Udah ah gue mau samperin Dio dulu. Bye"pamit Shenna kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Richie yang masih tercengang.
Setelah menunggu berjam-jam. Inilah saatnya tim paskibraka akan tampil di lapangan yayasan itu. Meskipun gugup mereka semua yakin ini akan berjalan lancar.
Sesudah protokol membacakan struktur pengibaran bendera, anggota paskibrak langsung mempersiapkan diri.Richie memberikan amanat kepada anggota lainnya untuk melangkah. Suara sepatu bergesekan terdengar jelas diatas lapangan beralas lantai berwarna abu itu. Semua pandangan tertuju pada mereka semua.
"Ya ampunn mereka hebat bangett"vinna berbisik pada Addison yang berbaris di sampingnya
"Iya. Ga sia-sia latihan mereka selama sebulan lebih"
"Kalau tau bakalan kayak gini. Gue udah menyesal banget waktu itu"ujar Vinna lagi
"Udah lalu. Ga usah di bahas lagi lah"balas Addison masih memperhatikan tim paskib yang masih bergerak maju di lapangan tengah tersebut.
Vinna pun masih menatap kearah depan. Ia sibuk memperhatikakan anggota tim paskib.
Kemudian matanya berhenti ketika barisan delapan sudah bergerak mendekati tiang bendera."Eh Son. Itu Shenna. Yawlah cantik banget sahabat gue"puji Vinna masih melihat Shenna yang sedang memegang bendera dengan kedua tangannya
"Dia emang selalu cantik" Addison mangut-manggut
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe?
Teen Fiction"nah! kalo emang loe ga suka gue gabung yah keluarin aja gue sekarang. simple kan?" omel shenna. Namun lelaki itu hanya diam menatap tajam kearah mata Shenna. "kenapa? atau loe mau gue sendiri yang ngundurin diri?" "fine. i'm out" gadis itu pun...