Vinna terbangun dari tidurnya. Setelah kemarin pingsan gadis itu tak masuk sekolah hari ini. Ia perlu mengisi tenaganya dengn beristirahat seharian penuh. Alhasil, sekarang badanya sudah segar dan wajahnya sudah tak pucat seperti kemarin.Vinna mengambil handphone di samping ranjangnya. Kemudian menyalakan layar hp nya. Ia langsung membuka aplikasi Line. Banyak sekali pesan yang masuk. Namun, ia hanya membuka satu pesan dari Addison.
Addison : Vin?
Addison : lo udah bangun?
Addison : belum bangun ya? Yaudah istirahat yang banyak Vin!
Addison : kalau udah bangun jangan lupa telfon gue!
Addison : get well soon monyet🖤
Untuk beberapa saat Vinna tersenyum geli melihat pesan yang dikirim oleh Addison. Kenapa cowok itu sangat manis. Coba saja kalau ia sekarang berada dekat dengan Vinna mungkin gadis itu sudah memeluk Addison dan meminta pertanggung jawaban atas perbuatanya yang membuat hati Vinna bergejolak tak tentu.
🌈🌈🌈
Setelah sapaan itu terdengar di telinga Shenna, gadis itu tak bisa berkutik sedikit pun. Bahkan ia hanya bisa diam dan melotot menatap kearah cowok yang sedari tadi juga ikut diam.
Jangan tanya lagi siapa cowok itu. Dia adalah Richie. Tamu yang menyebalkan. yang selalu memencet bel rumah orang berkali-kali tanpa ada rasa sabar sedikit pun. Sekarang ia berdiri di depan teras rumah Shenna dengan mengenakan celana panjang jeans dan kaos oblong berwarna navy. Satu tanganya di sembunyikan di belakang punggungnya.
"Hai"ia mengulang kembali sapaanya mencoba menetralkan keadaan.
"Ada apa malam-malam kesini?"tanya Shenna dengan nada dingin
"Heh? Anu"
"Kalau ga penting mending pulang aja deh."kata Shenna
"Penting kok"jawab Richie spontan
"Ngomong yang jelas"
"Shen"
"Apaan sih? Udah deh lo kalau masih ga jelas kayak gini mending pulang aja. Gue gaada waktu buat ladenin lo"ketus Shenna
"Please dengerin gue dulu. Gue gak lama kok"
"Yah udah ngomong aja. Gak usah pake anu anu segala"
"Galak amat dah"Richie membatin
"Masih marah sama gue?"tanya Richie
"Lo udah tau kan. Kok nanya?"
"Mau mastiin aja. Mungkin lo bercanda waktu itu"tukas Richie
Shenna memijit pelipisnya. Kenapa Richie tak bisa sekali saja berkata dengan benar kalau memang ia ingin meminta maaf. Kenapa ia harus berbasa-basi. Tidakkah ia tahu bahwa gadis itu tak ingin berbasa-basi?
"Shenn?"
"Apa?"
"Maaf"
"Oh"
"Kok cuman Oh doang?"
"Terus lo maunya gue jawab apa?"
"Enggak deh"
"Paansi. Gaje banget"
Richie menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung harus berkata apalagi untuk mencairkan hati Shenna yang masih membeku. Gadis itu kelihatan masih tak mau menerima permintaan maafnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe?
Teen Fiction"nah! kalo emang loe ga suka gue gabung yah keluarin aja gue sekarang. simple kan?" omel shenna. Namun lelaki itu hanya diam menatap tajam kearah mata Shenna. "kenapa? atau loe mau gue sendiri yang ngundurin diri?" "fine. i'm out" gadis itu pun...