Conquer Her | Chapter 10 - The Devil Plan

8.8K 593 8
                                    

Maaf baru update.. Ini udah diusahain wkwk. Minta tolong votenya yakk.. Happy reading :)

***

"Good afternoon Dr. Bryson." Bella mempersilahkan Dr. Byson untuk duduk di hadapannya sembari menyalami tangan Dr. Byson.

"Good afternoon too Ms. Diego." balas Dr. Byson dan duduk di kursi. "Ada apa kau memanggilku? Apa ada masalah dengan kesehatanmu?" tanyanya.

Bella tertawa kecil. "Tidak Dr. Bryson, aku hanya ingin menawarkan sebuah kerja sama kepadamu." ucapnya sembari mengambil sebuah dokumen yang sebelumnya ada di anak buahnya dan memberikannya kepada Dr. Bryson. "Tanda tanganlah ini."

Dengan bingung, Dr. Bryson mengambil dokumen itu dan membukanya.

Saat melihat raut wajah terkejut Dr. Bryson, Bella berseringai bak iblis. Tangannya memainkan ponselnya dengan memutar-mutarkannya.

"Aku menolaknya!" tegas Dr. Bryson.

"Ah, sudah ku duga itu." Bella berjalan memutari meja lalu mendekati Dr. Bryson. Ia berdiri di belakangnya dan tangannya memijat-mijat bahu sang dokter tidak bermaksud menggoda. Lalu tangannya menunjukkan ponselnya di depan wajah Dr. Bryson sementara wajahnya berada di bahu. "Aku sudah melakukan secara halus." bisiknya.

Bella bangun dari tunduknya dan kembali duduk di kursinya. "Keputusan ada di tanganmu Dokter. Kau pilih yang mana?"

"Kenapa harus aku?!" geram Dr. Byson dengan matanya yang menatap Bella tajam.

"Well.. Aku memilih secara random dari list semua dokter di rumah sakit itu dok." balasnya santai. "Jadi? Apa keputusanmu?"

Dr. Byson berpikir keras. Wanita di hadapannya benar-benar gila. Memberinya keputusan sesulit ini? Hey! Ini sama saja dengan memaksanya melakukan sesuatu yang diinginkan wanita itu. "Kau akan menyesali ini!" geramnya lagi sembari menandatangani dokumen itu dengan sangat terpaksa.

Dokumen yang sudah tertandatangani itu membuat Bella tersenyum puas. Ia menatap dokumen itu dengan licik. "Senang bekerja sama denganmu Dr. Bryson." Lalu Bella pergi meninggalkan Dr. Bryson yang merasa begitu bersalah sudah menandatangani dokumen itu.

***

"Maskernya!" pinta seorang bodyguard kepada seorang perawat yang ingin masuk ke dalam ruangan Amelia untuk sebuah pemeriksaan.

Perawat itu melepaskan maskernya dan memberikannya kepada bodyguard itu. Lalu ia juga diminta untuk menyebutkan namanya. Dengan sabar perawat itu menyebutkan namanya. Ia tahu bahwa untuk masuk ke ruangan Amelia begitu sulit. Harus melewati beberapa tahap pemeriksaan. Bahkan hampir seluruh perawat dan dokter di rumah sakit itu mengetahuinya.

"Kau boleh masuk."

Bodyguard itu mempersilakan perawat tersebut untuk masuk setelah sudah dipastikan bagwa wanita itu aman dan ada di list orang yang bekerja di rumah sakit itu.

Namun, saat perawat tersebut ingin masuk, dia membalikkan tubuhnya karena merasa dipanggil.

"Brenda, tunggu!"

"Dr. Bryson?"

"Berikan dokumen itu kepadaku. Biar aku saja yang memeriksanya," ucap Dr. Bryson.

"Tapi Dok-"

"Tidak perlu, aku dokternya." potong Dr. Bryson.

Conquer HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang