Conquer Her | Chapter 36: The Lunch Time

1.8K 168 20
                                    

HAII! BACK BACK BACK! FIRST OF ALL, THANK YOU FOR THE 200K READERS! I APPRECIATE IT BANGET!

JANGAN LUPA FOLLOW YAK! BIAR KALAU AD APART YANG DIPRIVATE LANGSUNG DAPAT NOTIFNYA!

ELLA MAU BILANG PART INI YA GITU wkwk. Yang pernah Ella spoilerin di group wa. Btw, buat yg mau join group wa cek link di bio Ella yak! Thank you!

Sebelum baca, vote dulu yak! And jangan lupa comment! Makasih again!

Buat yg sekolah, kerja, kuliah, dll hari ini, SEMANGAT! TERUTAMA YG MASIH KARANTINA! STAY SAFE!

Lagunya didenger yak! Enak kok! HEHEHE!

Moga part ini menemani karantina kalian! Happy Reading~

***

"Kalian hanya bicara, Jose." Amelia melangkah pergi langsung. Begitu meninggalkan ruang tamu, air mata Amelia mengalir begitu saja. Nyatanya, hatinya belum siap untuk menghadapi wanita-wanita yang pernah berkencan dengan Joseph. Belum lagi, Joseph sempat menyentaknya tadi. Amelia tidak tahu kenapa dia menjadi sesensitif ini. Joseph hanya menyentaknya, itupun karena menolak berbicara berdua dengan Zara. Tetapi tetap saja, hatinya terluka, mungkin karena hormon kehamilannya membuatnya menjadi lebih sensitif.

Amelia berjalan menuju kamar mandi, menumpahkan seluruh air matanya di sana. Kedatangan Zara merupakan kejutan untuk Amelia. Wanita itu datang, di saat ia sedang menikmati waktunya bersama Joseph. Amelia takut, wanita itu datang dan berkata dia hamil. Dia tidak akan sanggup mendengarkannya jika sampai benar Zara mengatakannya. Pergi lebih baik daripada mendengarkan kabar menyakitkan itu.

Apa yang terjadi jika Zara hamil? Apa Joseph akan memilih Zara dibanding dirinya? Secara fisik, Zara jauh lebih cantik darinya, Zara juga terlihat lebih dewasa daripada dirinya. Zara akan jauh lebih cocok dengan Joseph dibandingkan dirinya.

Amelia mengusap air matanya kasar. Kenapa dia menjadi seperti ini?!

Playlist 🎤: Ludovico Einaudi - Nuvole Bianche

***

Menunggu di dalam kamar merupakan satu hal yang Amelia lakukan saat ini. Setelah mencuci wajahnya dan memastikan matanya tidak terlihat sehabis menangis, Amelia memilih untuk berdiri di depan pintu balkon sembari menunggu Joseph. Dia sudah menunggu sekitaran lima menit di sana, memandangi pemandangan dari kaca pintu tersebut.

Amelia menghela nafasnya. Kenapa mereka bisa selama itu? Jika dihitung dari sejak dia meninggalkan mereka berdua, ini sudah sekitar lima belas menit. Apa yang mereka bicarakan hingga selama itu? Seharusnya tidak selama ini, ditambah lagi tadi Joseph menolak untuk berbicara berdua bukan? Lalu apa yang membuat mereka sangat lama?

Ceklek

Suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangan Amelia dari kaca pintu balkon. Amelia tersenyum tipis mendapati Joseph masuk ke dalam kamar.

"Aku menyarimu ke mana-mana," ujar Joseph yang baru saja memasuki kamar.

"Kau sudah selesai?" tanya Amelia ketika pria itu melingkarkan kedua tangannya memeluk Amelia.

Joseph mengangguk, menenggelamkan kepalanya di leher Amelia. "Kau tidak ingin tahu apa yang dibicarakan?"

Amelia diam, mulai sibuk dengan pikirannya. Tentu saja dia ingin tahu apa yang dibicarakan. Tetapi, bagaimana jika yang mereka bicarakan akan menyakitkan untuknya? Amelia tidak akan mau mendengarnya.

Conquer HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang