Karena kalau sudah suka dengan seseorang, cewek bisa berubah jadi stalker.
*
"Ini apa?"
Damar baru kembali dari perpustakaan untuk meminjam buku latihan soal SBMPTN dan kembali ke kelas melihat sebuah goodie bag putih berada di atas mejanya. Alis cowok itu bertaut, menatap goodie bag itu bingung.
"Ada perkutut di tanah raya, bang Damar dapet titipan dari neng Kayla!" cetus Alif semangat menyerahkan benda itu dengan penuh khidmat.
Damar melengos malas. Duduk di tempatnya menatap pemberian juniornya itu dengan tatapan tidak berminat. Belakangan – setelah dia menolong junior kecil yang dia sendiri lupa siapa namanya itu – Ah ya, Kayla – Damar sering mendapat titipan ini. Isinya beragam, terkadang kue atau bekal, bahkan gadis itu sering memberinya pocari yang entah darimana bisa tau jika itu minuman favoritnya.
"Buruan buka bos, gak sabar nih!!" ucap Alif menggosok kedua telapak tangan dan duduk di kursi depan Damar. Menunggu mendapat jatah makan gratis karena Damar tidak mau memakannya.
Kan sayang mubazir.
Sambil berdecak kesal dibukanya kotak putih itu dan mendapati sebuah chessecake stroberi. Dalam sekejap indra penciumannya penuh dengan aroma manis stroberi dan gurihnya chessecake.
Sialan! Bagaimana gadis itu bisa tau ini kue kesukaannya?
"WIIHHH!!!" Alif berseru heboh. "Enak nih dapet kue gratis!" celetuknya bersiap mengambil potongan kue tapi dengan cepat Damar menutup kotak itu.
"Kali ini gak ada yang boleh minta!" ujarnya memperingatkan.
Mereka berempat membatu, saling pandang satu sama lain, lalu menyeringai lebar melihat reaksi Damar.
"UHUK! UHUK! DUH, gue keselek kamus si Chan-Chan! Bit, minum!"
Obit yang semula duduk bersila bermain game langsung bangkit mengambil air – kaget karena Gusti menepuk pundaknya keras membuatnya terpaksa AFK, "Kok goblok sih lo? Keselek biji cabe aja udah usus buntu!"
"Ini kerongkongan nyet! Lo kira bisa usus buntu apa!" hardiknya kesal menyambar minuman Gusti.
"Keselek permen aja bisa mati. Tapi kok lo gak mati ya?" tanyanya polos membuat Gusti memukul kepalanya keras.
"Sialan lo!"
"Ada yang beda nih!" seru Alif dibalas Damar dengan merotasikan kedua matanya. Malas menjawab.
"Yap betul! Kayak ada manis-manisnya gitchuuu" sahut Obit tak kalah heboh.
"Lo kira iklan lee mineral!" toyor Gusti duduk di atas meja Chandra membuat cowok itu mendelik tajam.
"PAMALI DUDUK DI ATAS MEJA!" kesalnya mendorong Gusti hingga cowok itu terjengkang ke depan.
"Patah tulang gue cuk!"
"SUKURIN! Biar otak lo tambah bodoh duduk di meja"
"Lah, dia udah bodoh kaleee dari lahirrrr" jawab Alif terbahak keras yang langsung di sumpal oleh Obit dengan gumpalan kertas.
"MAMAM TUH!"
"BERISIK!" amuk Damar kesal membuat keempat temannya mingkem.
"Liat kan, si Damarah jadi marah" bisik Alif menyikut lengan Obit dan Gusti.
Dua cowok itu mengangguk.
"Damarah serem ya kalau marah. Kok Kayla bisa naksir ya?"
Gusti mengangkat bahu acuh, "Kena pelet kali. Atau santet"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Fiksi Remaja#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"