Happy Reading ^^
*
Mungkin hanya aku yang datang disaat kamu menghilang
*
Kedua mata Catalina membelalak ketika melihat siapa yang berdiri di depan jendela kamarnya malam-malam begini. Orang gila! Pikirnya mengingat letak kamarnya berada di lantai dua.
"LO?! DARI MANA TAU ALAMAT RUMAH GUE?!"
Airlangga menatap Catalina yang tidak terlihat hangat sama sekali. Apalagi menyambutnya sebagai seorang tamu yang datang malam-malam begini.
Cepat-cepat Catalina mendorong Airlangga keluar dari kamarnya dari jendela tempatnya masuk sebelum kedua orang tuanya melihat keberadaan cowok itu.
"Gue mau minta tolong"
Satu kalimat itu cukup membuat Catalina berhenti mendorong, "Minta tolong apaan?"
Mata cowok itu memperhatikan sekitar. Pasti saat ini dia sedang di awasi. Terlebih lagi Airlangga tidak ingin memakan korban lebih banyak dan membuat Catalina menjadi sasaran mereka juga.
"Kita bicarain di dalem"
"GAK!" Tandas gadis itu cepat, "Yang butuh kan elo, kenapa yang ngatur juga elo?"
Andai Airlangga tidak ingat jika dia butuh bantuan gadis itu mana mungkin dia akan menyelinap kemari seperti orang gila.
"Please"
Catalina menatap sejenak Airlangga kemudian menghela pasrah dan membiarkan cowok itu kembali masuk ke dalam kamar perempuan MALAM hari.
"Data-data sekolah, elo yang simpan kan? Karena lo ketua osis, lo pasti tau semua itu"
Kening cewek itu berkerut, untuk apa Airlangga menanyakan data itu? "Dulu iya. Tapi semenjak kejadian jam sekolah itu semua data di pegang sama yayasan"
Yayasan.
Makin rumitlah dia menyelamatkan semua data itu.
"Emang kenapa sih?" kedua matanya memicing mencoba mencari tau kenapa Airlangga menanyakan hal itu, "Lo gak niat jual data sekolah ke mafia atau sebagainya kan?"
Tentu tidak, bodoh. Justru yang menginginkan data itu adalah orang yang lebih berbahaya dari mafia. Orang itu akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau.
"Gue permisi. Makasih udah jawab pertanyaan gue"
"Heh?" Catalina ikut bangkit saat Airlangga membuka jendela kamarnya dan bersiap turun. "Kalian gak lagi ngerencanain sesuatu kan?"
Setelah memastikan tali yang di ikatnya kuat, barulah dia memakai kembali hoodienya, "Enggak. Permintaan gue cuma satu. Jangan pernah cari tau alasan gue nanyain hal ini. Tolong, jangan buat semuanya jadi susah"
Ingin sekali Catalina menendang Airlangga sekarang juga. Sudah seenaknya masuk ke kamarnya dan menanyakan hal aneh.
"Gue lupa bilang" Catalina tiba-tiba bersuara ketika Airlangga sudah memegang tali itu erat, bersiap turun. "Kalau memang lo segitu butuhnya data itu, lo bisa tanya langsung sama pemilik yayasan"
"Gue masih waras mau berurusan sama mereka"
Gadis itu menopang tangannya di jendela sementara Airlangga masih menggantung disana.
"Lupa? Di sekolah kita ada anak pemilik yayasan satu-satunya kan?"
Airlangga terdiam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Fiksi Remaja#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"