Yukk jangan lupa mampir ke story aku yang lagi satu hehe..
Happy Reading ^^
*
Sesaat semua itu terasa seperti mimpi
Tapi aku tau jika hal ini bukanlah sebuah ilusi
- Senior Junior -
*
Airlangga menatap rumah yang berada di depannya. Kemudian berbalik menatap Catalina yang duduk di sebelahnya.
"Lo yakin disini rumahnya?"
Catalina mengangguk. Dia sudah mengecek alamat yang tertera di buku siswa dengan alamat di google map. Yakin jika rumah inilah tempat tinggal Freya.
Mobil bergerak mundur secara perlahan sebelum menepi di sisi jalan raya yang sepi karena tempat ini lebih banyak dihuni oleh pepohonan dan hutan.
"Niat banget ya bangun rumah di pelosok begini"
Airlangga tidak menggubris Catalina. Justru menekan bel sampai seorang satpam mengintip dari balik celah gerbang.
"Ada perlu apa ya den?" tanya satpam itu.
"Apa benar ini rumah Helena Naifreya?"
Satpam itu menatap Airlangga sejenak, "Benar. Ada perlu apa?"
"Saya teman sekolahnya, dan saya-"
"Maaf" si satpam lebih dulu memotong, "Tapi non Freya tidak boleh bertemu siapapun sekarang"
Gagal. Airlangga berdesis pelan. Dia ingin menjawab namun satpam itu lebih dulu menutupnya.
"Gimana?" Airlangga menarik rambutnya kasar.
Sementara itu Catalina memikirkan sesuatu. Maka di pencetnya kembali bel itu dan satpam itu kembali muncul.
"Sudah saya bilang non Freya-"
"Saya ketua osis pak" Buru-buru Catalina menjawab, "Katanya ada beberapa hal yang mau di laporkan ke saya"
Si satpam terdiam sejenak. Menatap Catalina yang tidak ragu sedikit pun menatap satpam itu.
Secara bergantian di tatapnya Airlangga dan Catalina yang menunggu dengan cemas. Berharap satpam itu mau membuka pintu dan mereka bisa bertemu dengan Freya.
"Baiklah. Dua puluh menit. Waktu kalian cuma dua puluh menit"
Catalina melompat girang. Tanpa sadar memeluk Airlangga karena mereka di izinkan masuk.
"Terima kasih pak!" ungkapnya senang lalu melesat masuk ke dalam sana.
Mereka menatap pintu itu bergantian sebelum memutuskan membukanya bersama-sama dan seorang pembantu menyambut mereka.
"Silahkan naik ke atas"
Dipersilahkan seperti itu tentu tidak akan disia-siakan oleh Airlangga. Maka ketika lift berdentang di lantai tiga tempat Freya berada Airlangga tidak perlu berbasa-basi dan memberitahu tujuannya kemari.
"Ar" Catalina menarik lengannya pelan, "Sabar"
Namun supaya bisa sampai ke tempat ini butuh perjuangan besar.
Freya menatap kehadiran mereka dengan kening terlipat. Sebelumnya dia hanya melihat Airlangga dan tidak mengobrol sama sekali.
"Kenapa kalian ada disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Roman pour Adolescents#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"