*
"Itu adalah apa yang saya mau dan bagaimana saya melakukan hal tersebut, coba tanya dan tengoklah ke belakang. Apa yang sudah kalian lakukan sehingga saya berbuat demikian?"
- Aldan Revano"
**
Sejak kecil Aldan hanya menatap wajah ayahnya dari bingkai foto besar di sebuah ruangan besar yang selalu di kunci setiap hari. Tidak ada siapapun yang boleh masuk ke dalam sana. Karenanya kala itu Aldan mengendap masuk sebelum ruangan itu di kunci lagi.
Di dalam sana, dia melihat wajah ayahnya tersenyum bersama seorang perempuan yang sedikit mirip dengannya. Aldan kecil yang belum pernah melihat wajah sang ayah, tersenyum. Mengambil salah satu foto yang terlepas dan membawanya. Berharap suatu saat ayahnya akan datang menemuinya.
Sayangnya hal itu tidak terjadi sampai dia berusia tujuh tahun dan untuk pertama kalinya Jason menemuinya – tidak sendiri – dan memperkenalkan seorang wanita yang harus dia sebut Mama dan seorang perempuan cilik memakai pita berwarna biru yang menyebut namanya Lukaeva.
Wanita itu berbeda dengan wanita yang dia lihat di foto!
Amarah, kebencian dan dendam dia jatuhkan pada wanita dan anak kecil itu. Berminggu-minggu Aldan bersikap kasar. Bahkan pernah sekali dia melempar sarapannya begitu saja. Tidak peduli Jason akan memarahi atau mengurungnya selama dua hari.
Aldan tidak peduli!
Hingga kemudian orang itu muncul. Dia menyebut dirinya Rajayama Mahesa. Raja mengulurkan tangannya dengan manis di sebuah pertemuan bisnis yang kerap Jason hadiri. Aldan yang tidak mempercayai orang lain begitu saja, mengabaikan uluran tangan Raja.
Namun Raja berbeda dengan anak lain. Dia selalu mengikuti Aldan kemana pun. Tidak peduli jika Aldan mendiamkan dia begitu saja. Tidak hanya itu. Bahkan adik yang tidak pernah Aldan anggap keberadaannya pun mulai mengikutinya bersama Raja.
"Mama bilang nanti bisa di culik hantu kalau diem di bawah pohon"
Mata Aldan hanya melirik sekilas sebelum kembali duduk dan mencoret-coret tanah dengan ranting.
Raja ikut berjongkok begitu pun Lukaeva yang mulai mengikuti apa yang Aldan lakukan.
"Hantu? Pffttt" Aldan terkikik geli. Mana ada hantu di zaman ini!
Kresekkk!!
Bunyi gesekan ranting pohon membuat Aldan berhenti mencoret-coret tanah. Enggan mendongak karena Raja dan Lukaeva lebih dulu terdiam.
Sreekkk...
Suara itu terdengar lagi membuat Aldan berkeringat dingin. Di tatapnya Raja dan Lukaeva yang juga menatapnya sebelum kemudiann....
"KABURRRR ADA HANTUUU" kompak ketiganya lari menjauh dari pohon dan berhenti di kursi dekat kolam.
"Aduhhh... Jantung Luka copott" Lukaeva berkata, "Hantunya gak ngikutin kita kan?"
Secara spontan Aldan menoleh ke belakang. Dia tidak menemukan apapun selain suara musik tempat pertemuan berlangsung.
Aldan ikut duduk begitu napasnya mulai teratur. Ketiganya duduk menenangkan diri di tempat itu.
"Namaku Rajayama" Lagi anak itu mengulurkan tangan pada Aldan.
Ditatapnya Raja dan tangan itu sebelum menyambutnya pelan, "Aldan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Ficção Adolescente#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"