**
Hanya butuh satu cara bagi perempuan untuk jatuh cinta. Tapi ada ribuan cara yang dibutuhkan perempuan untuk melupakan orang yang membuatnya jatuh cinta.
**
Kayla mematut dirinya di cermin. Setelah dirasa penampilannya lebih baik, dia langsung menghela lega. Untung saja nasi-nasi itu bisa di bersihkan. Tapi dia jadi merepotkan kak Alif dan kak Robith yang menyapu lantai itu agar dirinya pulang ke rumah.
Mungkin besok dia akan membawakan makanan untuk mereka sebagai ucapan terima kasih.
Kayla merebahkan dirinya di kasur. Menatap langit-langit kamarnya yang di lukis awan, matahari dan bulan. Dia berguling, memeluk boneka sebelum telentang lagi seperti sebelumnya.
Dia memikirkan ucapan Damar siang tadi.
Memang benar Damar selalu memintanya menjauh. Bahkan secara terang-terangan menolaknya. Tapi yang dia lakukan itu tulus. Membawa kue setiap hari tanpa berharap Damar akan membalasnya.
Kayla takut jika dirinya berharap terlalu tinggi jika tiba-tiba di hempas begitu saja tanpa peduli.
Kalau lo terus melangkah mendekat, lo bisa dapet yang lebih buruk dari ini.
Di pikir lagi, bahkan sebelum bertemu dengan Damar pun dia sering menjadi bulan-bulanan Vero. Bahkan di awal masuk sekolah pun senior itu selalu membuatnya tersandung. Dan jika Kayla hendak bicara, Vero pasti bisa tambah ngamuk.
Tok tok tok.
Ketukan pintu kamarnya membuat Kayla bangun. Dengan malas membuka pintu karena posisi tidurnya sudah terasa sangat nyaman sekali untuk bangun.
"Saking asiknya di kamar, sampai lupa sama makan malam?" Serra tersenyum lebar menatap Kayla.
Gadis itu tertawa pelan. Lupa dengan waktu gara-gara memikirkan kejadian tadi siang.
"Enggak kok ma. Cuma gak inget aja"
"Sama aja" jawab Serra, "Yasudah mama turun duluan ya"
Kayla mengangguk cepat menatap kepergian Serra.
Benar, hari ini dia tidak perlu memikirkan semua kejadian itu. Karena hari ini sangatlah penting mengingat mamanya bisa menghabiskan waktu di rumah.
*
"Gimana sekolah kamu sayang?"
Meminum air putihnya setengah, Kayla tersenyum lebar, "Baik kok ma. Sebentar lagi ujian jadi harus belajar extra!"
Serra tersenyum tipis, "Jangan maksain diri" menaruh sepiring nasi dengan perkedel kentang dan capcay. "Kayla suka kan?"
Dia tidak menjawab. Mengangguk pelan dan menyuap sesendok nasi.
Padahal dia tidak suka capcay. Makanan kesukaannya adalah perkedel jagung dengan sayur sop. Dan ini.. adalah makanan kesukaan papanya.
Susah payah Kayla menelannya. Bersikap baik-baik saja memikirkannya.
"Oh ya, mama lupa. Besok mama harus ke Solo untuk nerima tamu penting di hotel"
Selalu tamu yang paling penting. Kapan dirinya menjadi lebih penting dari yang lain?
"Kayla bisa jaga rumah kan?"
Dia ingin menjawab tidak. Atau sekedar mengeluarkan sedikit protesan yang selama ini dia tahan. Tapi sekali lagi, Kayla tidak bisa. Dia tidak bisa berdebat dengan mamanya. Apalagi ini adalah makan malam pertamanya dengan Serra setelah tiga bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Roman pour Adolescents#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"