*
Jatuh cinta adalah hal yang paling mudah dilakukan. Tapi melupakan adalah hal tersulit yang butuh perjuangan.
*
Hera mendorong pintu rumah itu pelan. Tidak terkunci. Maka dia memutuskan masuk begitu saja tanpa permisi.
Rumah Damar terlihat sepi. Dia tidak menemukan bunda Hana di ruang depan yang biasanya menyulam atau menonton acara tv. Mungkin beliau masih sibuk dengan pasien di rumah sakit atau acara seminar. Naik ke lantai dua pun dia tidak menemukan keberadaan siapa pun selain Mile, kucing persia milik bunda Hana yang baru terbangun dari tidur nyenyaknya.
Dasar kucing pemalas.
Hera melirik pintu kamar Damar yang terbuka. Menghampiri kamar itu dan melihat Damar tertidur dengan posisi tengkurap.
Ck! Pinter-pinter kok goblok. Eh salah ya. Orang pinter mah gak mungkin goblok.
Di tutupnya pintu kamar Damar secara perlahan. Mengendap berniat membangunkan kakak laki-lakinya itu dengan mendorongnya terjatuh dari kasur.
Tapi niatan Hera justru batal ketika melihat aplikasi line yang terbuka beserta chatnya.
Tunggu sebentar.... jadi alasan kenapa Damar tertidur dengan posisi tidak sehat ini karena keasyikan chatting? O mai gash! Unbelieveble! Allen sudah berubah!
Usai mengirim kontak Kayla ke akunnya, segera dia menutup aplikasi itu dan tanpa aba-aba menjatuhkan diri di atas Damar. Membuat cowok itu mengerang sakit karena tertimpa Hera secara tiba-tiba.
"Adik durhaka! TURUN GAK?!"
"Gak mau!" Hera menolak tegas, "Temenin gue nonton di bioskop dongg sekarangg" rengeknya enggan memindahkan posisinya yang membuat Damar terasa sesak.
"GUE BILANG TURUN!"
"GAK MAU! ISH! Sama gue lo galak banget. Coba sama Kayla.. Baik.. lembutt" cibirnya membuat Damar membuang napas berat.
"Turun Heraa..." ucapnya lembut.
"Gak mauu.. janji dulu hari ini temenin gue nonton"
Damar menarik rambutnya ke belakang. Matanya terasa sangat berat untuk terbuka, "Kenapa gak minta Airlangga buat temenin lo nonton?"
"Dia sibuk tuh!"
Moodnya berubah buruk. Apalagi sejak pagi Airlangga mengabaikan chatnya.
"Katanya ada urusan apa gitu sama Rawaja."
"Urusan apa?"
"Tauk. Gue kan bukan anggota Rawaja" Gadis itu mengangkat bahu acuh. Memutar badannya sehingga terguling di sebelah Damar, "Tapi kalau gak salah dia sempet bilang teka-teki gitu sih"
Damar menoleh sekilas, "Maksud lo teka-teki gimana?"
"Ya gitu.. permainan gitu katanya"
Sempat Damar menduga itu ada kaitannya dengan mereka. Tapi cowok itu segera menepisnya. Tidak baik mengingat hal buruk kembali. Apalagi pesan yang beberapa kali dia dapatkan dari nomor asing.
"POKOKNYA TEMENIN GUE NONTONN!!" Rengeknya lagi. Menarik-narik tangan Damar membuatnya mau tidak mau bangun dari tidur nyamannya.
Hera melompat girang. Turun ke bawah menunggu Damar selesai bersiap.
Cowok itu berdecak. Memijit pelan kepalanya yang terasa sedikit pusing karena di bangunkan secara paksa. Dia menatap ponselnya. Pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"