Maaf agak lama updatenya. Belakangan pekerjaanku buaaanyaakk bangettt!
Semoga kalian suka ya ^^
Happy Reading all
*
Mungkin terkadang melawan permainan takdir adalah hal yang harus di lakukan
*
Kayla membuka matanya sebentar. Mengerjap pelan sebelum kemudian terbuka sempurna setelah ikatan di matanya di buka. Hal pertama yang Kayla lihat ialah siluet lampu yang menusuk pelan matanya kemudian sebuah – bukan – melainkan seseorang yang tergeletak di lantai dengan posisi tengkurap. Lamat-lamat dia mengamati sosok itu hingga orang itu mengerang pelan menyentuh kepalanya yang baru saja di hantam dengan benda keras.
"Kakkk... Damar" bibirnya bergumam pelan. Masih menatap tidak percaya siapa yang ada di depannya.
Damar yang sadar dengan semuanya langsung bangkit dari posisinya dan menemukan Raja berdiri disana. Tersenyum culas menyaksikan segala kemalangan ya sangat ingin dia saksikan selama ini.
"Bagaimana?" Dia melompat turun dari tiga anak tangga yang ada disana. Terlihas puas menyaksikan seluruh lawannya menderita.
Damar tau posisinya tersudut. Dia hanya seorang diri disini dan ini adalah wilayah Raja. Bagaimana jika ada senjata tersembunyi yang terpasang disini? Bukan hanya dia, Kayla juga akan terancam.
"Hm? Apa ini?" Raja memiringkan kepala pelan, "Kenapa singa yang aumannya membuat seluruh hewan tunduk justru terlihat seperti anjing pelacak yang penurut?"
Damar tetap bungkam. Bahkan saat Raja menendang keras wajahnya hingga hidungnya mengeluarkan darah pun dia tetap bungkam. Pelan-pelan di setiap tendangan Raja, dia merayap, sengaja mendekat ke arah Kayla.
"Lo pikir gue bodoh?"
Beberapa langkah sebelum dirinya berada di depan Kayla, Raja lebih dulu menarik rambutnya kasar. Menyeretnya di atas lantai dingin seakan-akan dia adalah benda mati.
BRUKK!!
"Akhh!!" Damar menggeram pelan ketika Raja melempar tubuhnya begitu saja di depan Kayla.
"Lihat!" Di cekalnya Damar erat supaya cowok itu menatap tepat ke arahnya, "Ini, belum seberapa dengan apa yang udah keluarga gue alamin dulu"
Damar menggeleng, tersenyum sinis karena Raja salah mengartikan jika dia terlibat dengan kasus itu, "Lo salah. Gue gak ada hubungan apapun dengan hal itu. Termasuk Kayla, dia gak tau apa-apa"
Bukannya mereda amarah Raja justru semakin memuncak. Suara tamparan memenuhi ruangan sebelum kembali senyap.
Di tempatnya Kayla menggigil tidak karuan. Pusing dan mual menjadi satu melihat adegan di depannya yang tidak pernah ingin dia lihat di televisi sekalipun.
"DIA!" Raja berubah murka. Menarik wajah Kayla kasar untuk menatap Damar, "Adalah alasan kenapa elo ada disini sekarang"
Kayla merintih pelan. Berharap Raja melepaskan dirinya karena luka di wajahnya sendiri belum membaik.
"Dari awal gue udah ngasih peringatan agar lo menjauh" Tatapannya berubah lembut, terlihat sangat bersahabat. Bahkan Raja justru mengusap pelan wajahnya, "Tapi kenapa elo tetep nekat masuk ke lingkungan ini?"
Kayla tidak mengerti. Sulit baginya untuk memahami arti dari ucapan Raja di situasi ini. Perlahan Raja mendekatkan wajahnya. Mata pekat itu menatapnya dengan tatapan aneh yang tidak bisa Kayla pahami.
Pelan tangannya bergerak ingin menyentuh wajah itu namun tangannya dalam posisi terikat membuatnya hanya bisa menatap mata itu dalam diam.
"Hari ini, gue bakal memberikan satu dari beberapa bagian mimpi terburuk yang elo takutkan selama ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"