24. Damar Harus Tau

2.1K 96 13
                                    

Happy Reading ^^

*

Ada saatnya dimana kita harus merasakan kecewa dan bahagia secara bergantian. Namun terkadang keduanya datang tanpa kita pastikan kebersamaannya.

*

Motor Aldan berhenti di parkiran bakery dan langsung bergegas masuk dan menaruh helm secara asal. Sapaan Andini pun tidak dia gubris dan langsung melesat naik ke lantai dua. Di belakang Airlangga dan Hera menyusul dengan susah payah karena kondisi bakery yang cukup ramai membuat mereka kepayahan menerobos.

Setelah mengejar Aldan yang ngebut bukan main, mereka langsung lari marathon naik tangga!

"Kayla!"

Dua orang yang masih duduk dalam satu meja itu menoleh secara bersamaan. Tanpa menunggu waktu lagi di tariknya Kayla menjauh. Sementara Kayla menatap mereka bergantian.

"Loh, Aldan kok bisa disini?" tanya Kayla polos.

"Jauh-jauh lo dari adik gue" peringatnya menunjuk Damar tajam.

Berbeda dengan Kayla yang bingung, Damar justru terlihat terkejut.

Apa katanya barusan? Adik?

Damar menatap Kayla yang kini belum memahami situasi.

Begitu Airlangga dan Hera berhasil menyusul kebingungannya semakin bertambah.

"Kalian kok-"

"ALLEN!" Belum sempat Kayla menyelesaikan kalimatnya Hera lebih dulu memotong. Menatap Damar garang karena tidak memberi kabar sama sekali. "Lupa kalau hari ini om Albert pulang?! Kenapa senang sekali buat masalah sih?! Belum cukup ancaman om Albert waktu itu?"

Damar terdiam. Sedetik kemudian menepuk keningnya keras melupakan sebuah fakta besar jika hari ini ayahnya pulang. Bahkan ibunya sendiri yang memiliki full jadwal di rumah sakit sudah mengambil cuti jauh-jauh hari.

"Gue lupa"

"Bodo amat lo lupa atau enggak!" cerca Hera melipat tangan di dada. "Btw Kay, bakery lo bagus deh. Aroma rotinya juga enak"

"Kayla ambilin di bawah ya"

"Gak usah" jawabnya cepat sebelum Kayla turun, "Gue kesini mau nyeret megalodon satu ini pulang. Udah tau ada jadwal penting malah kabur aja"

"Maaf"

Hera menggeleng meminta agar Kayla tidak mengatakan itu, "Yang salah itu si alien ini, bukan elo" lalu mendongak menatap Aldan, "Makasih yee udah mau anterin kesini"

"Gue kesini gak niat nganterin kalian" ucap Aldan dingin, "Tapi gue punya urusan sama kakak lo yang udah berani deketin adek gue" sengitnya menatap tajam Damar.

"Mungkin dulu gue lengah ngebiarin lo deketin adek gue" Aldan maju selangkah ke arah Damar, "Tapi sekarang gue gak sebodoh itu ngebiarin adek gue celaka deket-deket lo"

Tunggu sebentar.

Kayla tidak mengerti.

"Maksudnya?"

Seluruh pasang mata kini menatap Kayla. Lupa jika gadis itu hanya tau sebagian, belum seluruhnya.

Aldan berniat membuka suara yang langsung di tahan oleh Damar. Cowok itu menggeleng pelan, meminta agar Aldan tidak menjelaskannya sekarang.

"Maaf Kayla, tapi gue harus pulang"

Kayla mengangguk mengerti. Salahnya juga tidak bertanya apa Damar sibuk hari ini malah meminta cowok itu menjawab pertanyaannya.

Senior Junior [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang