Apa kabar?
Alhamdulillah.. Laptop aku kembali seperti semula. Meskipun sekarang agak lambat dan males banget kalau harus aku install ulang lagi.. hiks
Maaf lama update
Happy Reading ^^
*
Saat aku siap masuk ke dalam kehidupanmu, itu berarti aku harus siap menanggung segala resiko yang berada di hadapanku. Dan aku siap mengalami hal itu.
*
Jelas Kayla merasa bosan. Dua jam pelajaran harus berkutat di depan buku. Belum lagi tugas yang diberikan tidak main-main.
Haisshhh... kalau sudah begini rasanya Kayla pingin pulang saja lalu tidur. Apalagi setelah pulang dari taman dia tidak bisa tidur. Matanya baru terlelap pukul satu pagi tadi dan sekarang dia sudah di hadapkan dengan puluhan soal-soal fisika.
"Kay-kay.... nomor dua lo udah belum?"
Sejak tadi Poppy mendorong-dorong kursi yang di duduki Kayla. Meminta jawaban dari soal-soal yang belum terjawab sama sekali.
Gadis itu mencebik, lantas menggeleng menunjukkan kertasnya yang baru tertulis dua jawaban.
"Aduhh.. tinggal dua puluh menit lagi nih" Poppy melirik Freya yang hampir menyelesaikan seluruh jawaban, "Frey-Frey.. Fre-Fre yang baekk.. liat jawaban lo donggg" rengeknya.
"Berisik!" ketusnya karena konsentrasinya pecah mendengar rengekan Poppy, "Bentar lagi. Gimana gue mau selesai nulis dari tadi lo ribet kek gini?!"
"Udah hampir habiss jam pelajarannya non! Gimana gak panik guenya!" kesalnya.
Freya mendengkus. Acuh dan kembali lanjut menulis.
"Lo juga punya pacar pinter kenapa gak di manfaatin sih!" cetus Poppy masam.
"Gak enak tauu.. masa baru pacaran udah minta bantu jawab soal" Jawab Kayla memasang wajah masam.
"Itu gunanya punya pacar"
"Nih! Buruan kalian salin!" ujar Freya menaruh lembar jawabannya, "Apa liat-liat. Mau gue ambil lagi itu jawaban?" tajamnya ketika Poppy menatapnya dengan speechless.
"Uhhhhh... mbak Frey memang terbaik!" Dipeluknya Freya erat-erat membuatnya terasa risih dan mendorong Poppy.
"Gue ambil lagi nih soal" ancamnya.
Poppy terkekeh lalu menyalin jawaban itu bersama Kayla.
Yak, sepuluh menit lagi dan mereka berdua harus selesai menyalin tujuh jawaban dan tentunya itu gak sedikit!
**
"Napa lo?" Obit baru menutup bukunya saat Damar kembali ke kelas dengan wajah kesal. Untungnya hari ini jam kosong jadi mereka bisa beristirahat sejenak setelah berhari-hari bertempur dengan latihan-latihan soal.
"Gue minta sekolah ganti perwakilan lomba fisika – kimia tahun ini" jelasnya.
"Tumben lo gak mau jadi perwakilan" Gusti terlihat heran, "Salah makan apa lo pagi ini?"
"Ck! Berisik tau gak." Omelnya, "Gue capek tiap hari bolos kelas buat latihan"
Gusti dan Obit saling berpandangan. Menggeleng tidak tau dan mengangkat bahu secara bersamaan.
"Lagian masih banyak kandidat lain yang lebih mampu. Gue cuma mau sekolah kasih kesempatan ke yang lain. Lagian bentar lagi gue lulus"
"Capek ya tiap hari masuk berita kejuaraan, bawa-bawa piala, piagam, duh! Berat!" celetuk Alif sambil memakan snack yang dia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Ficção Adolescente#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"