*
Saat sang waktu memintaku berhenti, lucunya aku terus mencoba berlari.
Padahal aku tau, bagimu, aku hanya seonggok ilusi
- Senior Junior -
*
Hari ini sesuai rencana, Airlangga dan ketiga kawannya melakukan rencana yang sudah mereka susun dengan matang. Namun masalahnya adalah, mereka belum berhasil memecahkan arti dari teka-teki itu.
"Coba tanya ke pak Handuk"
"Handoko tolol!"
"Ya itu" Bayu mengulang, "Dia kan guru Bhs Indo. Pasti ngerti sama beginian"
"Terus kita harus jelasin apa? Ini cuma teka-teki iseng, gitu? Lo kira itu guru gak bakal introgasi?"
Benar juga.
Bayu tidak memikirkan hal itu.
Sesuai rencana, kali ini mereka akan berpencar. Mengambil bagian di tiap penjuru sekolah.
09.30.
Berarti kemungkinan hadiah yang dimaksud di pengirim terjadi setelah istirahat selesai.
"Mana ada ulangan fisika lagi gue" keluh Bayu. Terpaksa meninggalkan jam pelajaran mematikan.
Padahal dalam hati cowok itu bersyukur tidak bisa ikut ulangan harian. Yahh meskipun Bayu yakin konsekuensi yang dia terima nanti dua kali lipat besarnya dari ujian itu.
Airlangga menatap sekali lagi teka-teki itu.
Apa yang lebih menyakitkan di bawah lidah?
Apaaa... Apa jawabannyaa?!
Dia mengumpat kesal. Menendang kursi di dekatnya membuat kotak kardus berisi kertas-kertas tidak terpakai terjatuh dan berhamburan di lantai.
"Duh!" Perempuan yang ada di dekat tempat itu berjengat kaget kala kardus itu mengenai dirinya. Melotot melihat kertas yang sudah dia rapikan kembali berantakan.
"LO!" Tudingnya menunjuk Airlangga. "Beresin gak!" makinya memelotot kesal menarik seragam Airlangga.
"Gue gak sengaja"
"BERESIN!" perintahnya tajam.
Cowok itu berdesis. Menunduk memungut kertas-kertas itu menjadi satu dan memasukkannya lagi ke dalam kardus.
"Lin"
Cewek di depan Airlangga menoleh, "Kenapa?"
"Di panggil pak Handoko buat ngambil catatan di ruang guru" jelas teman sekelasnya.
"Oh, oke. Bentar gue kesana" Perhatiannya kembali tertuju ke arah Airlangga.
"Pokoknya kalau gue liat kertas-kertas ini masih berserakan, gue geret lo ke lapangan sekolah!" geramnya
Airlangga menilik tajam. Waktunya bisa terbuang sia-sia jika merapikan kertas-kertas sebanyak ini sendirian. Dia melirik badge name si cewek, Catalina Kirana.
Catalina tersenyum sinis. Melewati Airlangga begitu saja tanpa berniat membantu. Toh, itu salahnya sendiri kan menendang seenaknya.
Namun langkahnya berhenti ketika pergelangan tangannya di tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"