Double Update!!
*
Setidaknya dalam putaran waktu, kenangan tentangmu ada di dalamnya
*
Damar tidak menyangka jika selama ini mereka benar-benar bergerak! Dia pikir itu hanya berita yang dibawa anggota Rawaja karena dia tidak menerima pesan apapun dari Doremi selain...
Benar. Kenapa dia baru ingat jika dia pernah mendapat pesan dari nomor asing?
"OI!" Gusti menyikut lengannya membuat Damar tersadar jika sejak tadi dia melamun, "Fokus" bisiknya.
Damar menghela berat. Menyandarkan punggungnya ke sofa empuk mendengarkan penjelasan Radit.
"Memang belum pasti kapan mereka bergerak. Tapi untuk jaga-jaga, mungkin kita bakal buat tim campuran"
Sontak mereka terkejut karena sebelumnya hal ini tidak pernah mereka rencanakan.
"Gue udah disukusiin hal ini bareng anggota Bramastra dan beberapa dari mereka setuju dan sisanya terpaksa"
Terpaksa karena Aldan mengancam pastinya.
"Dan mungkin kita bakal ngebatasin orang yang jenguk Lukaeva"
Damar tersentak di tempatnya, "Kenapa gitu? Kalau orang itu kita kenal baik, sudah pasti boleh dong"
"Kita gak tau bagaimana orang itu di belakang" Radit menutup pulpennya, "Seperti ketua osis kalian sekarang. Keliatannya dia baik, mungkin aja dia.. yahhh.. lo tau maksud ucapan gue"
"Jangan bawa-bawa Catalina disini" Airlangga memicing, "Justru dia yang bantu gue dapetin data sma Rajawali dari Freya"
"Freya temennya Kayla?!" Alif memekik di tempatnya, "Serius dia anak pemilik yayasan? Kok gue gak tau ya" katanya polos.
"Kudet sih lo. Makanya lain kali jangan sibuk godain cewek mulu. Update kek sama info sekolah"
Diabaikannya ucapan Gusti. Memilih kembali bertanya pada Airlangga, "Terus-terus... lo dapet?"
Airlangga menyeringai mengeluarkan sebuah flashdisk berisi data itu. "Gue belum cek isinya" katanya menaruh benda itu di meja.
Radit mengambilnya kemudian membukanya di laptop lain.
Matanya membulat melihat isinya.
Astaga... seluruh data yang dicari Raja ada disini!
Penasaran, Aldan merebut laptop itu dan membacanya. Dia tidak bisa untuk tidak terkejut karena semua ucapan papanya itu benar.
Radit mengambil kembali laptop itu, melepas flashdisk dan menutupnya.
"Jadi mulai sekarang kita bagi tugas tim. Biar adil, kita tentuin melalui undian"
Dia mengeluarkan botol berisi gulungan kertas yang sudah dia tulis sebelumnya. Lalu mengeluarkan isinya satu persatu dan membagi tiap gulungan menjadi tiga sampai empat orang.
"Tiap-tiap kelompok bakal punya tugas sendiri-sendiri. Tapi khusus mereka yang di rumah sakit, sudah pasti Aldan dan gue"
"Cuma kalian berdua?"
"Yakin?" Radit tersenyum miring, "Disini ada keamanan 24 jam, pasukan khusus milik Aldan yang menyamar, dan ada senjata rahasia di ruangan ini"
Alif menelan ludah, "Serius?"
"Iya. Atau lo mau jadi orang pertama yang ngerasain senjata disini?"
Alif menggeleng. Kemudian duduk menempel dengan Chandra. Gue masih sayang nyawa, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"