40. Perundingan

1.6K 88 10
                                    

Happy Reading^^ Maaf telatnya lama banget yaaa

*

I'm only a human who will protect you from all danger in the world

*

"Astaga" Doremi mengatupkan bibir. Tersenyum miring menyaksikan apa yang terjadi antara dua perempuan itu.

Doremi pikir hal ini tidak akan terjadi. Tapi sepertinya plan B yang dia sediakan harus kembali ke plan A.

Menarik. Semuanya semakin menarik sekarang.

Kira-kira jika plan A dia jalankan, apa semua perkiraannya akan benar?

"Kenapa?" Perempuan itu menatap Doremi dengan kedua alis menyatu, "Apa ada hal lain yang lebih menarik dari ini?"

"Tidak" Doremi menjawab, "Hanya saja ada beberapa hal yang mungkin kita ubah"

Perempuan itu tersentak, "A-Apa ada masalah?"

"Apa dari wajahku semuanya tidak baik-baik saja?"

Perempuan itu diam.

Ketukan sepatu dengan ubin milik Doremi terdengar pelan memecah keheningan yang tercipta di ruangan tertutup ini.

"Sebentar" Doremi menunduk membuka laci. Mencari-cari sesuatu yang ditaruhnya. Dia ingat menyimpan semua itu disini, "Nah, sekarang, jaga semua ini baik-baik. Karena ada hal penting yang harus di selesaikan sekarang"

Perempuan itu menurut. Diam di tempat bahkan sampai Doremi menghilang dari balik cahaya pintu dan kegelapan kembali menyelimutinya.

Tidak apa-apa.. Dia yakin tidak apa-apa..

Toh dia sendiri tidak bisa melakukan apapun sekarang selain menurut.

*

Damar pikir ada masalah antara Lukaeva dan Kayla sejak kemarin. Awalnya dia pikir itu hanya perasaannya saja. Tapi ternyata setelah memastikan apa yang dia lihat sekarang, Damar yakin ada sesuatu di antara mereka berdua.

"Kayla"

Kayla menoleh dengan raut wajah mengatakan, 'Apa kak?' dan menghentikan langkahnya.

"Lo baik-baik aja?"

Hah? Kayla melongo. Memangnya ada hal buruk yang terjadi padanya sehingga Damar tiba-tiba menanyakan hal ini padanya?

"Kemarin"

"Enggak kok" Dia memotong, "Kayla enggak apa-apa.. Memang kakak berharap Kayla kenapa-kenapa?"

"Bukan gitu"

Hanya saja dirinya merasa jika ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu.

"Udah ah kak" ucapnya, "Yuk balik.. Kayla gak mau pulang terlalu malam"

Kepala Damar mengangguk. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya. Lagipula Gusti sendiri mengirim pesan padanya untuk berkumpul. Entah hal penting apa yang ingin dikatakan cowok itu padanya.

Parkiran rumah sakit masih cukup ramai sampai sekarang. Kecuali deretan parkirnya yang tersisa beberapa motor lagi karena berada di ujung.

Kayla menunggu di depan parkir. Berharap orang aneh itu tidak dia temui lagi hari ini. Terutama surat-surat aneh itu. Dia masih menggenggam kalung berwarna emas dengan tulisan gemini di tangannya. Melihat dengan jelas pola rasi bintang yang ada disana.

Lagipula untuk ukuran sebuah bandul, benda bulat itu terlihat cukup besar dan mungkin saja-

"Kay"

Senior Junior [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang