38
Happy Reading ^^
*
Saat takdir berputar kuat dengan segala impian berputar di sekelilingnya aku baru sadar jika aku terjerat di dalamnya.
- Senior Junior -
*
Ruangan penuh alat-alat bantu pernapasan itu terlihat hening. Malam ini tidak ada siapapun disana selain seorang perempuan yang terbaring lemah tak sadarkan diri.
Tanpa disadari siapapun, seseorang berdiri disana dengan pakaian serba hitam membawa sebuah alat suntik. Langkahnya hampir tidak terdengar di tempat itu hingga sosok itu berdiri di samping ranjang Luka.
Manik mata hitamnya menatap perempuan itu dalam diam. Memutar tiap kilasan memori yang terputar di kepalanya. Sekali lagi Doremi menatap wajah perempuan yang berhasil membuat semuanya menjadi semakin menarik. Tanpanya mungkin semua ini hanyalah seonggok permainan kecil.
"Good night princess"
Tidak ada jawaban.
Maka Doremi memilih menggenggam telapak tangan Lukaeva.
Dingin.
Seakan-akan ruh gadis itu pergi dari tubuhnya untuk waktu yang lama.
"How are you, princess? Apa di dalam mimpi kamu berhasil bertemu dengan pangeran berkuda putih?" Doremi berkata seakan Luka bisa menjawab pertanyaannya.
"Tapi sepertinya tidak ada pangeran yang datang menyelamatkanmu. Menjadi putri tidur padahal telunjukmu tidak tertusuk jarum di hari ulang tahunmu"
"Atau menggigit sebutir apel beracun" Doremi terdiam sejenak. Mengusap punggung tangan gadis itu pelan.
"Tanpa ciuman, tanpa pelukan dan tanpa pangeran" dia menarik pelan infus Lukaeva, menyuntikkan sesuatu menggunakan jarum suntik yang dia bawa, "Waktu tidurmu telah habis. Selamat melihat dunia kembali, princess"
Tidak berapa lama setelah Doremi keluar dan menelpon seorang suster untuk datang ke kamar Lukaeva, mata gadis itu terbuka perlahan menahan silau lampu yang sangat terang di matanya.
"Di.. mana?" suaranya terdengar serak.
Kemudian teriakan seorang suster membuat Lukaeva menoleh pelan. Matanya terasa berat untuk dibuka, lalu dia memutuskan untuk menutup matanya kembali. Meredakan segala pening yang dia rasakan.
**
Baru saja Aldan sampai di tempat yang papanya berikan padanya, suster yang merawat Lukaeva menelponnya.
"Tuan Aldan, cepat kemari. Nona Lukaeva sudah sadar"
Seperti ada angin baru yang menyambutnya, Aldan tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya mendengar hal itu. Lukaeva.. Luka.. adiknya.. sudah sadar?
"Saya segera kesana!"
Melupakan perintah papanya untuk meminta copyan data itu, Aldan justru kembali masuk ke dalam mobil dan memutarnya melewati jalan masuk tadi. Urusan data bisa dia urus nanti. Sekarang fokus utamanya adalah Lukaeva.
Syukurlah... Lukaeva.. Adiknya sudah sadar.
Dengan satu tangan Aldan mengetik sebuah pesan pada Kayla dan mengabari gadis itu jika Lukaeva sudah sadar.
Aldan tidak butuh banyak hal. Dia tidak mau apapun lagi selain mendengar kabar jika adiknya sudah membaik.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"