11. Sebuah Pembatas

3K 125 33
                                    

Happy Reading ^^

**

Cinta itu seperti sebuah teka-teki. Tidak bisa ditebak dengan mudah dan penuh misteri. Terkadang, jawabannya tidak sesuai dengan ekspetasi.

**

"APA?! Collab bareng teater SMA Brawijaya?!" Pekik seluruh anggota teater dengan heboh.

Kak Mang mengangguk, "Sebenernya udah lama sekolah ngerencaian ini. Dan keputusan finalnya baru dikasih tau kemarin"

Yang lain membisu tidak terima.

"Tapii kakk.. masa sama SMA Brawijaya sih?!" ungkap mereka kesal.

"Mau gimana lagi. Ini keputusan sekolah. Lagian memangnya kalian kenal sama anggota teater mereka?"

Kompak mereka menggeleng.

Kak Mang tersenyum, "Yang punya masalah kan Rawaja sama Bramastra. Kita sebagai netizen ikut-ikutan heboh aja. Mihak inilah-itulah. Toh padahal kita gak punya urusan kan?"

Seketika mereka terdiam.

Beberapa di antara mereka protes dalam hati.

Lagian tetap saja kan sekolah mereka itu bermusuhan dengan mereka sejak lama!

"Bentar lagi mereka dateng. Kita rundingin ulang kegiatan yang udah kita rencanain supaya mereka paham. Beberapa posisi juga kakak ubah agar mereka dapet ambil bagian"

Lagi gerutuan terdengar.

Kak Mang tidak peduli. Yang punya wewenang memimpin ekskul memang dia. Tapi seluruhnya, hak tertinggi tetap ada di tangan kepala sekolah.

Ketukan pintu membuat mereka menoleh secara bersamaan.

"Nah, partner kita udah datang. Tolong bersikap baik dan jangan memalukan nama sekolah"

Seluruh anggota hanya bisa mengangguk. Meskipun tetap saja mereka tidak terima dengan kombinasi gabungan ekskul mereka!

"Yuk Kay. Kita ke depan juga" ajak Freya.

Kayla mengikuti di belakang.

Kombinasi bareng sekolah mana pun Kayla tidak peduli. Yang penting acara berjalan lancar. Itu sudah cukup.

Kayla berbaris di urutan depan tepat di samping Freya.

"Geser dikit dong Kay" bisik Inna karena terhimpit Netra dan Dewi.

Anggota ekskul teater SMA Brawijaya berbaris di depan mereka. Mensejajarkan posisi menghadap satu sama lain.

Kayla terdiam.

Tepat di depannya, seorang gadis dengan rambut panjang menarik perhatiannya. Seperti sering Kayla lihat, tapi dia lupa dimana.

"Untuk beberapa minggu ke depan, mereka akan kerjasama bareng kita. Jadi tolong, berusaha sebaik mungkin dan lupakan semua permasalahan yang ada di antara sekolag kita" kak Mang berkata.

Meski beberapa masih ada yang mencibir hal ini, tapi kini mereka tetap diam menurut.

"Leadership ekskul mereka itu cewek cantik yang ada di depan Kayla"

Sontak seluruh pasang mata menatap ke arah gadis itu.

"Halo. Nama gue Hera. Mohon kerjasama untuk ke depannya" ucapnya sopan diiringi sedikit membungkukkan badan.

Mereka semua tersentak pelan. Tidak menyangka Hera akan melakukan itu.

Hera menormalkan posisi secara perlahan. Bibirnya tersenyum manis membuat matanya sedikit menyipit.

Senior Junior [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang