Motor scoopy coklat milik Kayla berhenti di sebuah toko roti. Membuka helm dan membawa serta helm itu masuk ke dalam. Belakangan Kayla mendengar berita maraknya pencurian helm. Dia tidak mau helmnya menjadi salah satu korban itu.
"Udah pulang?"
Senyum hangat tante Rika menyambut. Wanita itu sedang menakar tepung untuk dibuat roti.
"Mau tante hangatkan roti coklat kesukaan kamu?"
Dengan cepat gadis itu mengangguk dan menaruh helmnya di tempat yang sudah di sediakan. Begitu tante Rika keluar untuk mengambil roti di rak depan, Kayla mengambil alih menakar tepung dan menaruhnya di baskom yang sudah diisi tepung juga.
Kepalanya melongok dari balik jendela dapur melihat siapa yang datang.
"Kalian janjian?" Tanya tante Rika melihat Aldan duduk di salah satu meja kosong.
Kepala Kayla menggeleng, "Enggak kok tante"
Rika mengangguk paham, "Mau tante hangatkan juga roti melon juga buat Aldan?" tanyanya menghangatkan dua roti melon
"Makasih tante"
Setiap pulang sekolah Kayla kerap mampir ke toko roti tante Rika. Tak jarang dia ikut menginap di toko tiap akhir pekan saat tante Rika mendapat banyak pesanan roti. Dari toko roti inilah dia membuat kue untuk Damar.
"Mama kamu gimana?"
"Masih di luar kota ngurus cabang hotel yang baru buka"
Mendengarnya membuat Rika menghela berat. Merasa cemas apalagi dia tau kakaknya itu akan bercerai dengan suaminya. Hahh.. Apa Serra tidak memikirkan bagaimana perasaan anaknya?
"Sidang mama papamu, kapan di laksanakan?"
Kayla berhenti menakar. Berpura-pura bersikap biasa padahal sebenarnya dadanya terasa sesak.
"Dua bulan lagi" jawabnya bergetar tiap kali mengingat semua itu.
Rika berhenti mengaduk minuman. Berbalik memeluk keponakannya itu dengan erat.
"Kayla baik-baik saja?"
Sangat tidak baik-baik saja.
"Iya, Kayla gak apa-apa kok tante" ujarnya tersenyum.
Diusapnya punggung gadis itu hangat, memberi semangat, "Kayla harus sabar ya, jangan patah semangat. Ingat, sebesar apapun masalah Kayla, Kayla masih punya tuhan yang maha besar"
Gadis itu mengangguk. Merasa tenang karenanya. Setidaknya, dia bisa merasakan kehangat seorang ibu melalui tante Rika.
*
"DOR!"
Nyaris Aldan tersedak bubble tea yang dia minum. Mendelik ke arah Kayla yang kini terkekeh pelan.
"Tega banget lo Kay! Kalau gue mati gimana?!" kesalnya menaruh kembali minuman itu.
Kayla terkikik pelan. Menaruh nampan di atas meja dan mengambil sebuah novel yang ada di bawah meja.
Tante Rika memang sengaja menyediakan bacaan seperti novel, koran, majalah, dan sebagainya untuk pelanggan. Juga layanan wifi yang ada disini membuat pembeli tidak merasa bosan.
"Kebetulan gue lagi laper"
Aldan mengambil satu roti melon yang masih hangat. Bahkan dari aromanya saja perutnya langsung minta diisi.
"Abis dari rumah sakit?" tanya Kayla melihat Aldan sudah mengganti seragamnya dengan kaos hitam.
"Belum. Ini gue mau kesana sekalian check up"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"