08. Perubahan Sikap

3K 145 21
                                    

**

AUTHORS NOTE!

Bab ini adalah revisian. Jadi kalau tiba-tiba kalian udah sampai bab ini gitu aja tanpa baca bab sebelumnya, itu berarti cerita lama masih kesimpen.

Happy Reading all ^^

**

Alasanku takut melangkah maju, ialah karena aku takut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Tapi aku lebih takut lagi jika aku kehilanganmu sebelum aku mencoba melangkah maju untuk mendekatimu.

**

"Cieee yang udah ceria aja pagi-pagi gini"

Kayla tersenyum cerah membawa kue yang sudah di siapkan tante Rika sesuai permintaannya.

"Sekarang mau ngasih kue lagi nih ceritanya?" ucap Poppy melihat kotak kue di tangan Kayla.

"Bukan. Ini buat temen-temen kak Damar"

"Sudah ganti gebetan dia bung!" tukasnya menyikut lengan Freya, "Kok cepet amat move onnya mbak. Belum juga dua puluh empat jam!"

Freya merotasikan kedua bola matanya. Jengah dengan tingkah laku Poppy. Padahal bel masuk pun belum berbunyi. Tapi Poppy seperti memiliki banyak tabung energi, selalu pecicilan kesana-kemari. Mengoceh ini itu lah. Aihhh.. Lelah dirinya mendengar celotehan itu.

"Ini buat kak Alif sama kak Obit sih. Mereka udah nolong Kayla kemarin"

"Nolong lo? Emang lo kenapa?" Freya menyelidik tajam.

Mampus!

Kemarin kan Freya dan Poppy sudah pulang.

Matilah diaa kelepasan ngomong.

"Jawab Kay, kemarin lo kenapa?"

"Enggg... itu" Kayla menggaruk tangannya yang tak gatal, "Kemarin Kay kepeleset terus nasi gorengnya tumpah. Untung ada kak Obit sama kak Alif nolongin"

Freya tetap terlihat tidak percaya.

"Oh gitu. Kalau lo gak mau cerita gak apa sih. Toh gue bisa liat semuanya dari cctv"

Mati.

"Anak sultan mah bebasss!!" Poppy mengibas rambut di belakang Freya.

Sementara Kayla mengutuk dirinya sendiri. Lupa jika kedua temannya itu tidak tau apa-apa. Terlebih lagi Freya, dia bisa mencari tau dengan mudah. Dan sekali Freya ngamuk..

Habis sudah satu sekolah.

"Frey-freyyy FREYAA!!" paniknya mengejar Freya yang sudah berjalan duluan meninggalkannya.

**

Alif mengipas tubuhnya dengan tangan. Sialnya cuaca hari ini sangat panas. Padahal baru pukul sembilan pagi. Sebentar lagi bel istirahat berbunyi membuat seluruh tim futsal berhenti berlatih.

"Bit, air lo masih?"

Obit yang sejak tadi terkapar di pinggir lapangan melambaikan tangan. Pertanda jika air minumnya sudah habis sejak tadi.

"Gus" Kali ini dia menoleh ke arah Gusti.

"Botol minum gue aja ketinggalan di meja makan" jawabnya dengan napas tersengal.

Alif mendengkus. Kerongkongannya benar-benar kering. Dia melirik ke arah Damar dimana kini cowok itu dengan santainya menikmati jatah minuman hari ini.

"Mantap ya bos! Gak bagi-bagi disaat temannya lagi kesusahan air!"

Damar melirik sekilas. Bersikap acuh dan menghabiskan sisa air yang ada di botol, "Kalian udah di kasih jatah masing-masing kan"

Senior Junior [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang