*
Kamu adalah hal yang harus kupertanggung jawabkan ketika aku mengambil keputusan untuk memulai sebuah awal yang baru.
*
Kayla berdiri di depan mini market. Menunggu mobil Aldan keluar dari parkiran rumah sakit untuk mengambil beberapa barang di rumah. Kayla berdiri di dekat meja mini market, memainkan hp membalas pesan dari Damar.
Damar Allen :
Di rumah sakit? Siapa yang sakit?
Kay!
Kayla Wardana, gue gak suka bercanda!
Kayla terkikik pelan. Membalas pesan itu cepat. Senang sekali rasanya membuat Damar kesal dengan pesan-pesannya.
"Maaf" Seseorang tanpa sengaja menyenggolnya membuat Kayla sedikit terdorong ke samping. Untungnya di sebelahnya ada sebuah meja yang bisa dia pegang.
"Oh, iya" Dia mendongak menatap seseorang dengan masker dan jaket hitam. Menatapnya tajam.
Kayla bergidik. Secara spontan bergerak melindungi dirinya sendiri. Berharap Aldan cepat sampai.
Cowok itu tersenyum. Kayla yakin itu dilihat mata cowok itu sedikit menyipit.
"We meet again"
Barusan dia bilang apa?
Bunyi klakson mobil membuat Kayla menoleh. Aldan melambaikan tangannya pelan. Meminta Kayla cepat masuk ke mobil karena antrian di belakangnya mulai penuh.
Gadis itu mengangguk cepat. Menoleh mencari seseorang yang tadi menabraknya. Dia tidak menemukan keberadaan cowok itu di seluruh penjuru mini market.
Di meja, tepat di atas tasnya secarik kertas berwarna hitam dengan tulisan angka dua dengan tinta silver membuat keningnya berkerut halus.
Kayla ingin meninggalkan kertas itu begitu saja disana sampai sebuah tulisan menarik perhatiannya.
To : Kayla Wardana
Bulu kuduknya meremang. Melirik sekitar lalu mengambil kertas itu dan menaruhnya ke dalam tas secara asal.
Tenang Kayla, tenang...
Ini pasti ulah orang iseng. Lagi pula orang gila mana yang mau ngelakuin hal gila kayak gini?
Saat mobil Aldan bergerak, dari spion Kayla melihat cowok yang tadi di temuinya di mini market berdiri di bawah pohon. Salah satu mata cowok itu menyala, menyeringai. Dan ketika Kayla mengecek keluar jendela, dia tidak bisa menemukan keberadaan cowok itu.
Apa yang barusan...
"Kayla? Lo kenapa?"
Tersentak, Kayla menatap Aldan yang kini terlihat tidak mengerti.
"Itu.. tadi... kayaknya ada temen satu sekolah deh" bohongnya mencoba menenangkan diri.
"Kirain apaa" Aldan merogoh saku. Mengeluarkan karcis yang mereka dapatkan saat masuk ke rumah sakit. "Lo mau ikut kesini lagi atau..."
"Pulang" potongnya cepat, "Kay baru inget besok ada ulangan. Jadi abis ini langsung anter Kay pulang yaa"
Aldan mengangguk. Memutar mobil ke arah rumah Kayla supaya gadis itu lebih banyak memiliki waktu belajar.
"Kita ke POM bentar ya"
Kayla tidak menjawab. Dia hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Di POM bensin ketika Aldan keluar untuk membayar tagihan bensinnya, Kayla mengeluarkan kertas hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Dla nastolatków#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"