Happy Reading ^^
**
Sejak keluar dari ruang TU Hera tidak bisa berhenti berpikir. Ada kejanggalan di website itu dan sialnya dia tidak bisa kembali kesana untuk mengeceknya karena ketua osis – siapa tadi namanya? Cath? – yang sangat menyebalkan itu!
"Loh?" Hera baru sadar jika dia nyaris terjatuh karena tersandung – atau lebih tepatnya Damar sengaja menghadang kakinya – karena sejak tadi Hera melamun.
"ALLEN!" pekiknya kesal menyadari kini lengan Damar menahannya supaya tidak terjatuh.
"Salah sendiri bengong di jalan"
Hera berdesis kesal. Menjatuhkan bokongnya di kursi depan ruang teater. Tidak berniat masuk ke dalam karena kini otaknya di penuhi dengan masalah tadi.
"Mikirin apa?"
"DIEM!"
"Lah gue dari tadi diem. Elo sendiri yang tiba-tiba duduk terus berpikir keras sambil tarik napas gak jelas" sahutnya, "Masalah lagi sama Airlangga?"
"Isshh!! Bukan!" pukulnya karena sejak tadi Damar tidak bisa diam.
"Terus kenapa lo gak masuk? Anggota yang lain sibuk nyiapin property lo-nya malah disini tarik napas gak jelas"
"Gue tuh lagi mikir Allen!" cebiknya, "Tauk deh mending gue masuk ke dalem!" kesalnya bangkit dari sana.
Baru beberapa langkah Hera berbalik lagi. Sadar dengan hal baru yang tidak dia sadari sejak tadi.
"Ngapain lo tiba-tiba disini?" tanyanya lalu sedetik kemudian menjentikkan jari dengan kedua mata membelalak, terkejut, "Pasti lo mau nungguin gue kan? Uuhhh.. Allen baik yaa sekarangg!!" cubitnya membuat Damar merasa risih karena Hera menekan hidungnya.
"Ke geeran bangettt"
Hera tidak peduli. Di rangkulnya tangan Damar dan berdiri di depan ruang teater dengan senyum lebar.
"Gak jelas. Mimpi apa dulu gue punya adik kayak lo"
"Biarin!" ledeknya, "Yang penting gue cantik!"
Damar membuat ekspresi jijik yang dibuat-buat. Matanya terarah kepada Kayla yang kini membantu Freya memasukkan barang ke dalam kardus sebelum akhirnya di tumpuk untuk dibawa ke ruang aula.
"Sana masuk! Temen lo sibuk kerja lo malah enak-enakan"
"Biarin aja. Lagian dari tadi gue kerja kok di aula. Kita udah kebagian tugas masing-masing dan tugas gue udah beres" jawab Hera.
"Gak ada salahnya lo bantuin anggota yang lain meskipun itu bukan bagian lo"
Hera memicing, "Memangnya waktu gue susah ngerjain bagian gue, mereka ngebantu?"
"Memangnya kapan lo susah ngerjain begituan?"
"Gak pernah sih. Nasib cewek pinter ya gini. Segalanya bisa sendiri. MANDIRI!"
Damar tidak mau menjawab lagi. Menyerah jika harus beradu argumen dengan Hera. Sepertinya sebentar lagi Kayla akan keluar dari ruangan melihat barang-barang itu semakin sedikit.
Hera melihatnya. Di tatapnya Kayla dan Damar bergantian.
"Ternyata lo kesini bukan buat nyariin gue" moodnya berubah masam, "Ternyata ada udang di balik batu. Pantes tiba-tiba es kutub kok bisa nyasar kesini" ucapnya cemberut.
"Baru sadar? Katanya pinter?" Damar memancing.
"BODO AMAT!" Hera menyilangkan tangan di dada. Hanya sebentar karena setelahnya Damar meraih tangan adiknya itu dan membiarkan Hera merangkulnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Junior [SELESAI]
Teen Fiction#Revisi 1 Maret 2019 "Harusnya aku tidak pernah datang. Tidak pernah mencoba untuk menerobos masuk. Mengenalmu, adalah kesalahan terbesar yang seharusnya tidak pernah kulakukan"