21. Tidak Sekuat Itu

2.2K 95 1
                                    

Happy Reading ^^

*

Takdir itu mengikat dengan kuat. Lalu kamu datang melepaskan. Dan di titik itu aku sadar, bahwa aku baru saja merasakan kehilangan.

*

Terlalu sibuk membahas soal fisika dengan Damar, Kayla sampai lupa mengabari Airlangga jika dia tidak jadi menanyakan soal. Begitu bel pulang berbunyi Kayla langsung melesat turun. Mencari keberadaan Airlangga karena Kayla tidak tau nomor ponselnya.

Bego banget sih Kay.. Nomor Airlangga aja gak tau.

Dia perang batin dengan pikirannya sendiri. Kembali naik ke lantai tiga, Kayla membaca satu persatu papan kelas yang tertera. Mencari nama kelas IPA 5 karena setaunya Airlangga ada di kelas itu.

"Permisi, Airlangga ada?"

Perempuan yang entah siapa namanya itu menatap Kayla dari atas sampai bawah, "Gak tau. Dari tadi dia belum balik"

Kemana? Masa sih Airlangga masih ada di tempat itu?

"Oh gitu, makasih yaaa" ucapnya kemudian menuruni tangga dan berlari keluar.

Koridor depan yang ramai membuatnya celingukan mencari jalan yang kira-kira sedikit sepi. Dia memutar arah, menuju ke arah pagar belakang sekolah.

Tebuka!

Kayla menghela lega saat pagar itu tidak di kunci oleh satpam. Lekas dia keluar dan masuk ke dalam gang tempat dimana Rawaja berkumpul.

"DORR!"

Terkejut, hampir dia melempar Airlangga dengan buku di tangannya.

Cewek itu berbalik dan menemukan Airlangga berdiri di belakangnya dengan seragam yang di keluarkan. Rambutnya seperti biasa acak-acakan dan terlihat basah.

"Arlang habis kena siram air?"

Dia ingin menjawab 'iya' dan bersikap biasa. Tapi dirinya justru tertawa dan menarik rambutnya yang masih basah.

"Ketahuan mau bolos sama pak satpam, ehh malah di semprot air keran"

"Tuh kan!"

Jelas tidak lucu. Karena dia mencari Airlangga sejak tadi dan cowok itu malah bermain-main dengan pak Satpam.

"Maaf ya... Kay lupa bilang soal-soalnya udah selesai Kayla jawab"

"Iya, gue tauu"

"Terus kenapa gak bilang? Dari tadi Kayla sibuk nyari-nyari Airlangga di sekolah"

Karena dia tidak ingin berurusan dengan Damar.

Cowok itu tersenyum lebar, "Sengaja"

Dan di pukulnya Airlangga kesal mendengar jawaban itu.

"Eh iya, mumpung inget. Minta nomor atau id line Arlang dong" sodornya menyerahkan ponselnya.

Airlangga menerimanya. Mengetikkan beberapa angka dan menyimpannya.

"Kenapa tadi bolos?"

"Niatnya ke depan beli bakpau. Ehh.. ketahuan sama satpam. Udah ketahuan bolos. Sekalian aja kalau gitu" sahutnya pendek.

Airlangga kemari bukan karena alasan. Tentu saja ada hal yang harus dia awasi saat ini.

"Lo gak pulang? Anak gadis suka ngeluyur kemana-mana yaa" jitaknya pelan membuat Kayla meringis pelan.

"Ini mau pulang. Lagi nunggu jemputan"

Kayla memang menunggu Damar. Cowok itu bilang akan turun sedikit lebih lama. Ada latihan soal ujian yang harus di selesaikan.

Senior Junior [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang