[36] : That Night

96 15 0
                                    

Tiga orang dalam helikopter itu hanya melihat drone itu dengan tatapan bingung, sedangkan Gibran hanya konsentrasi ke depan. Beberapa detik kemudian drone itu sudah cukup jauh.

Beberapa menit kemudian.

"Punya siapa? Kenapa dia bisa terbang setinggi inii?" tanya Risa dengan penasaran

"Gue harus ngambil gambarnya," ujar Risa panik lalu segera mengambil gambar drone itu dari belakang

"Kenapa dia bisa terbang setinggi ini? Gue gak pernah nemu drone kek gitu," ujar Gibran tiba-tiba

"Harusnya dia ngerasa keganggu karena helikopter kita terbang di deket drone dia," jawab Risa

Mereka pun berpatroli hingga pukul 00.35, dan waktu sisanya mereka gunakan untuk pulang ke markas mereka.

Mereka berhasil mendaratkan helikopter yang mereka tumpangi dengan sangat baik, tim pertama diperbolehkan untuk kembali ke kamar asrama mereka masing-masing

"Bran! Pokoknya besok kita harus diskusiin hal yang tadi sama Raka Radinka," ujar Risa

"Siaap, gue selalu ada di belakang lo." Gibran mengacungkan kedua jempolnya

🔫🔫🔫

Akibat masalah kemacetan dalam patroli prajurit garuda muda, itu mengakibatkan keterlambatan pulang para prajurit Pasgarda.

Entah masalah apa yang mengakibatkan kemacetan itu terjadi, para prajurit harus membantu polisi menemukan jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan ini.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan waktu yang cukup lama, dengan keterlambatan tim pertama yang pulang saat jam menunjukkan pukul 01.30 WIB.

Tak hanya itu. Sesampainya mereka di markas, bukannya mereka dipersilahkan untuk kembali dan dan beristirahat di kamar asrama mereka masing-masing, mereka malah di hujani banyak pertanyaan oleh sang komandan. Akibatnya, para prajurit garuda muda terkantuk-kantuk berjamaah di markas hingga pukul 02.00 WIB.

🔫🔫🔫

27 Agustus 3024

Yaa kejadian malam itu membuat ketua Pasukan Garuda Muda putra bernama Raka Satria Pratama, atau yang lebih kerap disapa Raka bangun dengan kesiangan, tak hanya dia, pasalnya tiga orang teman sekamarnya bernama Azka, Abbyan dan Daffa ikut bangun kesiangan. Entah mereka yang terlalu malas bangun atau tidur sangat nyenyak.

"Raka siih lo bangun telat," ujar Daffa memutar bola matanya malas

"Lah anjiir, kenapa nyalahin gue,"jawab Raka menatap Daffa tajam

"Udah kita gak ikut sholat shubuh berjamaah di masjid, bangun telat. Apes banget," ujar Azka mengacak rambutnya

"Udah buru anjiir, pelajaran pertama Indonesia," jawab Raka malas melihat teman-temannya adu mulut

"Ah gak bisa belajar gue kalo perut belum diisi," ujar Abbyan dengan ekspresi cemberut

"Bacot!" jawab Raka, Azka dan Daffa bersamaan, lalu mereka pun berjalan menuju kelas mereka dengan tergesa gesa

Raka tiba dan duduk di bangkunya dengan nafas terengah-engah. Sedangkan Radinka yang duduk di sampingnya hanya tertawa kecil melihat Raka.

Untung gue kagak telat. Batin Raka dengan tenang

"Tumben lo telat, oh yaa kok gue kagak liat lo di kantin tadi yaa?" tanya Radinka menaikan alisnya

"Gue bangun kesiangan, gak ikut sholat berjamaah," jawab Raka dengan datar

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang