[41] : Breaking News

82 4 0
                                    

"Woy woy gengs! Gue liat manusia terombang-ombing masa." Demartha mengatakan dengan rasa panik

Sontak Demitris, Chilma langsung menatap ke arah laut, dan mencari-cari manusia yang dikatakan oleh Demartha.

"Bohong lo!"

"Eh anjiir seriusan? Kasian bangeet."

"Terus gimana itu!"

"Gue juga liat."

Dengan segera Demartha, Demitris dan Chilma segera menuruni tangga menuju lantai satu. Mereka harus memeriksanya, dan menyelamatkan seseorang yang terombang-ambing itu.

Demartha menyiapkan pistol revolvernya, entah kenapa firasatnya tidak baik tentang itu. Mereka pun semakin dekat dengan orang itu. Demartha melihat dari kejauhan pakaian orang itu sudah lusuh dan sobek, tubuhnya pun luka-luka. Demartha mengenggam erat pistol revolvernya.

Aduh kenapa gue takut inii. Batinnya menelan ludahnya dengan susah payah

Saat mereka bertiga sudah beberapa langkah dari orang itu. Orang itu tiba-tiba berdiri sengan gerakan seperti zombie dalam film-film.

"WHAT IS THIIIS?!"

"Ih anjiiir ya Allah ya robbi!" teriak Chilma terkejut dengan apa yang dilihatnya

Karena panik dengan apa yang dikatakan Chilma, Demartha segera bersiap untuk menembak seseorang yang aneh itu. Mungkin itu memang pantas disebut zombie.

Dor!
Demartha menembak kepala zombie tersebut

Dor!
Tembakan terakhir Demartha menembak jantung zombie tersebut.

"Pantai Ancol sekarang gengs, gue tunggu. Sekarang!"

"Martha ada apa anjiiir."

"Ntar aja nanyanya disini. Udah cepetan."

"BENTAR WOY GUE SAMA GIBRAN NYIMPEN HELI DULU INI WOY!"

Demartha bisa mendengar perkataan Risa dengan nada panik yang luar biasa besar.

Beberapa menit kemudian, beberapa polisi datang ke tempat tersebut. Demitris memang menelpon tim polisi terdekat.

Keadaan di Pantai Ancol juga sudah kacau, ramai oleh para prajurit tentara angkatan laut remaja maupun senior. Belum juga beberapa polisi yang berjaga. Garis polisi sudah dipasang di tempat tersebut, belum lagi ada banyak warga yang penasaran dengan apa yang terjadi dan berusaha mendekati garis polisi tersebut.

🔫🔫🔫

Sementara keadaan Radinka dan yang lainnya, tadi mereka menunggu Risa dan Gibran terlebih dahulu, agar dapat berangkat bersama dan tak terpisah.

Mereka berkendara dengan agak ugal-ugalan. Apalagi Radinka dan Raka. Mungkin kecepatannya 80 km/jam. Beberapa dari mereka antusias dan penasaran.

"WOY RAKA RADINKA NYANTEE WOY! GILA AJA! ADA POLISI MAMPUS LO!" Teriakan Abbyan terdengar di pendengaran eye one Raka squads

"GAK USAH TERIAK JUGA OGEB! BERISIK!" Nadine balas berteriak pada Abbyan, lebih tepatnya semuanya, karena pasti semuanya mendengar

"Kalian berdua sadar gak sih? Lo pada teriak-teriak, yang denger semua, telinga gue sakit ini woy." Nindia berusaha memisahkan Nadine dan Abbyan

Pukul 23.01 WIB
Raka squads tiba di Pantai Ancol, dan langsung berlari menuju kerumunan. Keadaan semakin ramai, karena mereka masih menunggu ambulance.

Saat Radinka sudah mulai dekat dengan mayat tersebut, dia menutup mulut dengan tangannya.

"Kuuy gue jelasin kejadiannya." Demartha berjalan meninggalkan kerumunan diikuti teman-temannya

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang