"Persetan dengan lift!" kata Radinka dengan lantang, dia pun berlari menuju tangga darurat, disusul dengan teman-temannyaMereka panik bukan main, pertama kalinya alarm peringatan keadaan darurat berbunyi. Tentu saja mereka berlagak seperti orang bodoh, tak tahu harus melakukan apa.
Setelah kepanikan Radinka yang langsung menuju tangga darurat, hal tersebut diikuti oleh beberapa prajurit putri yang baru saja masuk ke dalam asrama atau prajurit yang tadi berdiam diri menunggu lift.
Setelah sampai di lantai tempat kamarnya berada Radinka langsung masuk ke dalam kamar asramanya, Radinka tak sadar menutup pintunya. Hal tersebut langsung dihadiahi teriakan panik Nadine. "JANGAN DITUTUP PINTUNYA WOY!"
Radinka langsung mengganti bajunya, seragam hitam yang dilengkapi sepatu khusus, seragam hitam yang dilengkapi anti peluru dan penutup wajah beserta kepala.
"Gue duluan yaaa gengs, mau cek markas, ngabsen sekaligus ngambil senjata buat kalian." Radinka berlari membuka pintu lalu berlari menuju markas melewati tangga darurat lagi.
Dalam keadaan seperti ini, sudah pasti ketua pasukan lah yang paling sibuk. Mereka harus mengambil senjata yang nantinya akan dibagikan kepada anggotanya.
Radinka membuka komunikasi eye one nya, dan suara Raka langsung memenuhi telinganya. "Udaah dimana? Gue tunggu di ruang persenjataan yaaa."
"Keluar asrama, otw."
Raka dan Radinka mengambil persediaan peluru udara dan beberapa senjata yang sudah mereka pelajari, mereka juga mengambil busur dan panah, belati dan alat survival lainnya.
"Ini baru jam 3 sore man, zombie udah keluar jam segini. Gila aja," kata seorang ketua pasukan dari satuan lain
Gue baru sadar, sekarang baru jam 3 sore. Dan zombie udah keluar? Batin Radinka memijat pelipisnya
Setelah mereka mengambil persediaan persenjataan, Radinka dan Rama kembali ke markas mereka. Suasana markas sudah ramai oleh para prajurit, rata-rata wajah mereka tegang.
Raka dan Radinka mengabsen sekaligus memberikan senjata kepada masing-masing prajurit. Beberapa menit kemudian, pelatih mereka memasuki markas PASGARDA.
"Udah selesai pembagian senjatanya?" tanyanya kepada Raka dan Radinka
"Sedikit lagi selesai pak," jawab Radinka, pelatih sekaligus komandan Pasukan Garuda Muda itu mengangguk
"Saya menyampaikan berita untuk kalian, seluruh prajurit turun ke lapangan tanpa bagian atau shift. Semua turun ke lapangan bersamaan." Seluruh prajurit menarik nafas lega, dan tersenyum
"Jika pembagian peesenjataan sudah selesai, kalian cepet ke tempat parkir." Setelah pembagian persenjataan selesai, Raka dan Radinka segera memerintah prajurit garda untuk ke tempat parkir
"Jangan lupa eye one dinyalain ya gengs, kalo ada apa-apa hubungi satu sama lain, hubungi gue atau Raka." Seluruh prajurit pun mengangguk
Sesampainya di tempat parkir, mereka langsung siap di posisi mereka masing-masing. Satuan lain pun sama seperti Pasukan Garuda Muda, mereka sudah siap diposisi masing-masing.
Begitu pintu gerbang di buka, seluruh prajurit menstarter motor sport mereka. Para prajurit pun keluar sesuasi satuan pasukan mereka.
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Peluru udara hijau melambung dari setiap ketua pasukan, menandakan pasukannya telah siap untuk bertugas, termasuk pasukan Garuda Muda, yang diwakili oleh Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit! [END]
Ficção Científica─────── Part 1 - Tomorrow Never Dies Part 2 - Legends Never Die ─────── Menyerahkah kamu? Menyerahkah kamu pada situasi ini? Masa yang kian berubah Masa yang terus berkembang Kian canggih akan teknologi Yang mungkin akan menjadi penghancur Ayah. Ib...