Radinka berjalan cepat meninggalkan gedung asrama kemiliteran garuda. Ia benar-benar ingin tau apa yang terjadi semalam.Setidaknya dia butuh orang, yang benar-benar mampu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi semalam. Dan Radinka sangat butuh orang itu.
"RADINKA!" seketika itu juga Radinka menoleh ke arah orang itu, dari suara dia sangat tau orang itu siapa
RAKA SATRIA PRATAMA
Siapalagi kalau bukan dia, belakangan ini Raka memang selalu saja mengikuti Radinka kemana pun Radinka berada. Kecuali di asrama.
"Apaan?" tanya Radinka memutar bola matanya malas, selalu terpikir dalam otaknya, apa tidak bisa seorang Raka Satria Pratama untuk tidak mengikutinya sekali saja
"Lo mau kemana? Bentar lagi masuk. Bisa gak lo gak bikin gue khawatir sekali aja," jawab Raka menatap intens Radinka
"Gue cuma mau ke markas pasgarda, lagi pula gue gak minta lo khawatir sama gue." Radinka berhenti menatap Raka dan menatap ke arah lain dengan tatapan malas
"Udahlah mending kita ke kelas aja, lo gak udah bandel dan nurut aja sama gue," ujar Raka menarik tangan Radinka
"What?" Radinka menatap tajam Raka dan pasrah saat dirinya ditarik paksa oleh sang ketua pasukan garda putra
Berita yang beredar pagi ini di kantin asrama, bukan hanya sekedar rumor belaka. Pasalnya, pagi ini dinas kebersihan memang harus bekerja lebih keras. Bukan hanya memungut sampah, namun mereka juga harus mengangkut sampah-sampah zombie yang berserakan di jalan, serta harus membersihkan darah-darah yang mengotori jalan.
Dinas kebersihan juga dibantu oleh aparat polri dan tentara yang memang diberika tugas untuk membantu. Mereka harus memakai masker dan sarung tangan khusus, agar darah dan apapun yang berurusan dengan zombie tersebut tak meninggalkan jejak di tubuh atau pakaian para pembersih, hal tersebut mereka lakukan guna mencegah penularan zombie yang dapat saja terjadi tanpa diketahui.
◾️◾️◾️
Sama seperti di kantin tadi yang membahas tentang kejadian Jakarta yang sangat kacau, oleh mayat-mayat zombie beserta darahnya.
"Plis ini gak ada topik lain selain zombie apa?" tanya Chintya dengan suara lantang
"Gak ada," jawab seluruh siswa dalam kelas tersebut, Chintya langsung mengembungkan pipinya
"Disini ada yang dapet shift terakhir tadi malem?" tanya Nindia dengan lantang
Beberapa siswa mengangkat tangan mereka, "Sebenernya kenapa bisa Jakarta jadi kacau banget tadi pagi?" tanya Nindia dengan penasaran
"Gatauu, pokoknya tadi malem itu zombienya lebih banyak dari sebelumnya kayanya. Dan bruntal bangeet, aslii gak boong gue," jawab seorang siswa perempuan yang diketahui adalah anggota Pasukan Elang Muda
Beberapa menit kemudian, kelas hening sesaat. Tidak ada pembicaraan, atau bahkan suara dari masing-masing siswa. Benar-benar hening.
"Kok guru gak masuk-masuk? Kelas lain juga pada berisik, gak ada guru," kata seorang siswa laki-laki
"Telat kali gurunya," jawab siswa lainnya, sambil mengidikan bahunya
Pluk!
Radinka melihat sebuah amplop jatuh di sepatu Raka, dia melihat ke arah sekitar mencari kira-kira siapa yang menjatuhkan amplop itu, atau amplop itu dijatuhkan oleh Raka sendiri."Raka amplop lo jatuh," kata Radinka dengan cuek, namun Raka tak bergeming, dia tetap mendengarkan musik dari earphonenya dan mantanya tertutup
Radinka membuka earphone yang menyumbat telinga Raka, dan Raka langsung menatap tajam Radinka. "Apaan siih, ambil-ambil earphone orang. Gak sopan Radinka Maladewi Pratami!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit! [END]
Ciencia Ficción─────── Part 1 - Tomorrow Never Dies Part 2 - Legends Never Die ─────── Menyerahkah kamu? Menyerahkah kamu pada situasi ini? Masa yang kian berubah Masa yang terus berkembang Kian canggih akan teknologi Yang mungkin akan menjadi penghancur Ayah. Ib...