[55] : Is It True?

91 2 0
                                    

"Di makan makanannya," ujar Raka di dekat telinga Radinka, membuat Radinka tekejut

"Iya ini juga lagi dimakan Rakaa." Radinka menjawab dengan sedikit kesal

"Banyak orang yang gak bisa makan seenak inii. Jadi, lo harus bersyukur." Raka mengelus rambut Radinka

Tiba-tiba Radinka ingat tentang keadaan negerinya ini, dimana mereka terpaksa harus hidup dalam dinding besi dan tak bisa bergerak dengan dan menjalani aktivitas dengan bebas.

"Rakaa, sampe kapan sih ini bakal berakhir? Gue udah gak kuat." Radinka menyikirkan rambut yang menutupi matanya dengan kasar

"Lo kuat Raa, lo lebih kuat dari apa yang gue bayangkan. Lo lebih kuat dari segalanya."

"Kekuatan gue itu lo Rad. Jadi tolong, jangan pernah berhenti berjuang." Raka mengelus-elus rambut Radinka

"Kita harus sama-sama kuat, buat bertahan sampai akhir." Mendadak semangat Radinka kembali memuncak


Pukul 19.30 WIB

Seluruh warga muslim yang berada dalam dinding, baru saja selesai melaksanakan sholat isya, mereka kembali ke tenda pengungsian mereka masing-masing, beberapa dari mereka juga bercanda gurau di luar tenda.

Radinka siap memakai penutup wajah dan kepalanya, dia dan rekan-rekannya bersiap untuk menuju ke atas dinding. "Sebelum melaksanakan pemantauan, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdo'a mulai."

Beberapa menit kemudian, "Berdo'a selesai."

Kedua belas prajurit itu berpisah menjadi dua tim, mereka bergerak menuju dua arah yang berbeda. Tim penjagaan depan dipimpin oleh Raka dan Radinka. Sedangkan, tim penjagaan belakang dipimpin oleh Chintya dan Abbyan.

Raka, Radinka dan kawan-kawan mengenggam erat senjata jarak jauh mereka. Mereka sedang memakai simple transparan hellevator menuju dinding atas.

Sesampainya di dinding atas, mereka langsung bersiap di posisi mereka masing-masing. Radinka masih sibuk mengagumi pemandangan yang bisa dia lihat dari atas dinding.

Tak sadar dia berdiri di ujung dinding, dan.

Hap!
Raka memeluk pinggang Radinka.

"Radinka! Jangan kaya anak kecil! Lo sadar gak sih kalo lo hampir jatuh," bentak Raka

Anjiiir kenapa gue gak sadar gue mau jatuh. Batin Radinka

Raka dan Radinka langsung berjalan menuju posisi mereka masing-masing. Saat mereka sudah berada di posisi mereka, mereka memgeluarkan senjata jarak jauh mereka.

Radinka masih mencoba untuk fokus, dia menyiapkan senjata jarak jauhnya. Tapi jantungnya itu berisik sekali. Mungkin karena kejadian beberapa menit yang lalu.

Radinka melihat keadaan sekitar dengan teropong senjata jarak jauhnya. Dia melihat seorang perempuan yang terlihat ketakutan, keadaannya sudah mengkhawatirkan, bajunya sudah lusuh, di bagian kakinya terlihat urat yang menonjol.

Radinka langsung berdiri dengan tegak, dia mengaktifkan eye one miliknya, dan mengaktifkan fitur penglihatan tajam.

Itu, gue gak salah liat kan? Batinnya bertanya-tanya

Dengan sedikit maju dari tempatnya, Radinka terus melihat ke arah depan dan lurus ke bawah. Ternyata, dia memang benar-benar tak salah lihat, dia memang benar-benar melihat perempuan tersebut, lalu beberapa langkah di belakang perempuan tersebut, muncul beberapa zombie yang mengejarnya, perempuan itu mulai berlari, dia berlari menuju dinding, dan zombie yang terus mengikutinya.

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang