[35] : Patrol From The Air

91 8 2
                                    

Empat hari kemudian . . .

26 Agustus 3024
Pukul 22.40 WIB
At Asrama Militer IOG

Seorang perempuan berjilbab putih sedang bercermin, merapihkan baju putih dan training hitamnya, dia kemudian memakai jaket bomber berwarna hitam, dengan lambang elang dan tulisan PASLANGDA.

"Lo kebagian jam segini?" tanya temannya yang merupakan prajurit Pasgarda

"Iyaa, liat aja gue udah rapih kek gini," jawabnya memutar bola matanya malas

"Gue kebagian jam satu, sabar ya allah," ujarnya dengan malas

"Selamat sendirian di kamar Pad." Perempuan tersebut berlari meninggalkan kamar asramanya

"AWAS AJA LO ARISAA!" teriak Fadia dari kamar

Yaap, perempuan tersebut adalah Arisa Bintang Faradigma atau lebih kerap disapa Risa, ketua dari Pasukan Elang Muda putri. Sahabat dekat Fadia dan kawan-kawan, termasuk Radinka, Nindia dan yang lainnya.

Dia adalah salah satu pasukan remaja Angkatan Udara terbaik, mampu mengemudi helikopter dengan sangat baik, bersama rekan ketuanya, Gibran.

Dia sempat ragu-ragu untuk memasuki Angkatan Udara, pasalnya ayahnya adalah salah satu prajurit KOPASUS, dan bahkan dia sebenernya di tawari untuk masuk Angkatan Darat, namun entah keinginan dari hatinya, keinginan dia bulat, dan akhirnya dia masuk dalam Angkatan Udara.

"Lo ngapain si Fadia Ris," ujar salah satu rekannya bernama Amanda

"Dia sendirian di kamar," jawab Risa tertawa kecil

"Yaudah, kuylaah ke markas." Risa pun berjalan mendahului rekannya Amanda

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju markas mereka Pasukan Elang Muda. Saat Risa melewat ke depan markas Pasukan Garuda Muda, di depan pintu ada Radinka yang sedang berdiam diri.

"Haii Din!" panggil Risa sambil melambaikan tangannya

"Haiii Risaa!" Radinka tersenyum melihat teman dekatnya yang berbeda angkatan ini

"Man? Lo ke markas duluan gapapa? Gue mau ada urusan sama Radin bentar," tanya Risa pada Amanda

"Gapapa kok, yaudah gue duluan yaa." Amanda tersenyum lalu kemudian bergegas menuju markas Pasukan Elang Muda yang berada di lantai atas

"Apa kabar lo Ris," ujar Radinka tersenyum lebar

"Baiik gue Din, lo gimana? Lancaar pasgarda?" tanya Risa

"Baik alhamdulillah, pasgarda juga lancar," jawab Radinka menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal

"Emang bener lo sempet penurunan drastis Rad?" tanya Risa dengan hati-hati

"Iyaa Ris, gue kepikiran aja soal sandraan yang belum berhasil bebas itu. Tiga hari gue gak bisa tidur dengan tenang. Selalu mimpi kejadian gitu," jawab Radinka

"Tapi sekarang lo gak kenapa-napa kan?" tanya Risa terkejut dengan cerita Radinka

"Gapapa kok, dia tuh yang nyadarin gue," jawab Radinka menengok ke arah Raka yang sedang berdiri di depan pintu markas, Risa memberikan tatapan menggoda pada Radinka

"Eh gue lupa, gue ke markas dulu yaaa, nanti kita lanjut lagi ngobrolnya," ujar Risa

"Okee hati-hati Risaa." Risa pun meninggalkan Radinka dan melambaikan tangannya

Risa pun berjalan dengan cepat menuju lantai dua, tempat markas remaja angkatan udara berada. Saat dia tiba di depan markasnya, Gibran, rekan ketuanya sudah berdiri di depan pintu markas dengan menyilangkan tangannya di depan dada.

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang