[22] : The Best Soldiers

77 11 0
                                    

Ketika jam sudah menunjukan pukul 19.25 WIB, dan sholat isya berjamaah pun selesai, para prajurit pun menyimpan alat sholat mereka ke kamar mereka masing-masing, setelah itu mereka menyantap makan malam di kantin.

Keadaan di kantin sudah ramai, saat Radinka dan kawan-kawan menginjakan kaki mereka.

"Anjiir kita mau makan dimana coba? Lesehan?" tanya Chintya melihat ke arah sekitar

"Matiii, penuh bangeet. Udah kek bazar ramadhan," ujar Abyan yang baru saja

"Terus kita mau duduk dimana nih?" tanya Nadine

"Disitu kosong nooh, ayo gece! Keburu ada yang nempatin," ujar Daffa, akhirnya Radinka dan Raka pun berjalan cepat menuju meja tersebut

"Anjiir kompak bangeet tuh anak dua, yaudah yoo cepet," jawab Nindia, mereka semua menyusul Radinka dan Raka

Mereka semua pun menyantap makan malam mereka dengan tenang, sampai suara speaker pun berbunyi.

"Mohon perhatian! Kepada seluruh prajurit pasukan tentara remaja. Sesudah makan malam, ditunggu di gedung utama paling lambat pukul 8 malam. Terima kasih."

"Bakal ada apa lagi ini teh??" tanya Nindia memutar bola matanya malas

"Jangan bilang rapat lagi," jawab Radinka melebarkan matanya

"Aduhaai rapat apa lagi?" tanya Nadine dengan malas

"Udaah, mending sekarang kita makan. Biar cepet-cepet ke gedung utama."Radinka dan kawan-kawan pun dengan cepat menghabiskan makan malam mereka.

Setelah mereka selesai menyantap makan malam mereka, dengan cepat mereka langsung berjalan menuju gedung utama, yang berada di depan kanan dari asrama mereka.

Sampainya mereka di gedung utama, mereka segera melangkahkan kakinya menuju ruang rapat.

"Rad kira-kira rapat kali ini bakal ngebahas apa?" tanya Chintya yang posisinya berada di disamping Radinka

"Kurang tau gue Chiin," jawab Radinka tersenyum lebar

"Tapi menurut gue, rapat kali ini bakal ngebahas tentang teror itu lagi deeh," ujar Chintya

"Kalo lo tau kenapa lo nanya," jawab teman-temannya bersamaan

"Hehee."

Akhirnya beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di depan ruang rapat. Dengan seger, mereka masuk ke dalam ruang rapat tersebut, mereka duduk di barisan paling depan.

Beberapa menit kemudian, terdengar sebuah pengumuan dari speaker yang terpasang di pojok ruangan."Mohon perhatian, kepada saudara Raka Satria Pratama, dan saudari Radinka Maladewi Pratami. Ditunggu di ruang kepemimpinan. Terima kasih"

"Anjiir kenapa niih?" tanya Radinka dengan panik

"Gue juga gak tau, udaah ayo buru." Raka menarik tangan Radinka

"Aduuh, gimana keadaan jantung Radinka yaa," ujar Nindia tertawa kecil

"Menurut gue Radinka udah mulai baper deh sama si Raka," ujar Abyan

"Emang."

Radinka dan Raka berjalan cepat menuju ruang kepemimpinan itu, dengan perasaan Radinka yang was-was.
 
"Aduuuh Raka, kira-kira kita disuruh ke ruang kepemimpinan buat apa yaa? Kok gue deg-degan siih," ujar Radinka

"Gue juga gak tau, mending kita ikutin aja. Siapa tau ada pemberitahuan, yang disampain lewat kita," jawab Raka, Radinka pun mengangguk dengan ragu

Tok tok tok!
Sesampainya di ruang kepemimpinan, Raka memang langsung mengetuk pintunya.

Pintu pun dibuka oleh salah satu tentara,"Silahkan masuk, kalian sudah ditunggu."

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang