[64] : Notification

64 3 0
                                        

Terima kasih buat terus nungguin Bangkit!

▪▪▪

Dor!

Dor!

Peluru mengenai sasaran latihan pasukan garuda muda. Dalam latihan kali ini, para prajurit bebas menggunakan senjata apa saja. Baik itu, senjata api maupun busur dan panah.

"Meskipun kita punya peluru yang berlimpah, sebisa mungkin kita harus bisa menghemat peluru itu. Kalian paham semuanya?" tanya Komandan Pasgarda

"SIAP PAHAM!"

"Jika kalian cukup berani, cobalah untuk langsung menyerangnya pada jarak dekat menggunakan belati," kata komandan Pasgarda membuat para prajurit mengangguk menandakan mereka mengerti

"Tapi saya peringatkan, jika kalian ingin menyerang langsung zombie dengan menggunakan belati. Kalian tidak boleh ragu-ragu, dan kalian langsung tusuk di jantungnya. Karena seperti yang kita sudah tau, bahwa membunuh zombie dengan cara menusuk ini sangat beresiko, bisa saja kalian tergigit oleh zombie tersebut." Penjelasan tersebut cukup membuat para prajurit merinding mendengarnya

"Baiklah kalian silahkan kembali latihan bebas." Para prajurit pun kembali sibuk pada latihan mereka masing-masing.

Radinka kembali mencoba fokus pada sasaran targetnya, tangannya pun sudah mengenggam erat sebuah busur dan anak panah berukuran besar berwarna hitam. Eye one miliknya menyala dan langsung aktif pada fitur penglihatan tajam.

Dan pada beberapa detik kemudian dia langsung menarik tali busurnya anak panah pun melesat dengan cepat menuju titik sasaran.

Lalu mendarat sempurna pada papan sasaran. Dia pun mendengar tepukan tangan, dan ternyata tepukan tangan itu berasal dari tangan Raka. "Waah makin kesini kemampuan memanah lo makin bagus, ada rencana buat ngambil busur dan panah pas ekspedisi nanti?"

"Rencananya mau sih, cuma kalo busur panah itu bakal boros anak panah nanti," jawab Radinka menimbang nimbang

Sejujurnya dia memang agak ragu-ragu menggunakan busur dan panah, meskipun dia sendiri membangga-banggakan dalam hati kemampuan memanahnya.

"Tapi menurut gue pribadi busur panah juga multifungsi, seandaikan anak panah lo udah abis, lo bisa gunain batu buat jadi anak panahnya," kata Raka memberikan solusi

"Iyaa juga siih, itu juga bisa. Gak tau deh gue masih pusing Ka," jawab Radinka mengidikkan bahunya

"Ekspedisi merah putih bakal terlaksana kapan aja loh Rad, bisa aja besok, atau lusa. Sekarang aja kita disuruh latihan terus menerus kan? Feeling gue, ekspedisi bakal terjadi deket-deket ini," kata Raka mengidikkan bahunya

"Kaa, kalo ternyata ekspedisinya jadi besok-besok gimanaa?? Sumpaah yaa gue belum siaap," tanya Radinka, sorot matanya sudah menunjukkan kegelisahan dan kepanikan

"Ya gak gimana-gimana, kita harus siap kapan ajaa Rad, lagipulaa yaa lo itu ketua pasukan tau Rad. Kalo ketuanya macem lo, gimana anggotanya,"  jawab Raka sambil mendorong kening Radinka dengan jari telunjuknya

"Eeh jahaat bangeet sih lo ngomongnya, gini-gini meskipun gue ketua pasukan, gue juga cewe tau Kaa, wajar aja kalo gue takut," kata Radinka memutar bola matanya malas

"Yaudaah, maaf deeh ibu ketuaa, mau latihan sama gue gaak niih?" tanya Raka tersenyum pada Radinka yang menampilkan wajah masam

"Gak!" Raka pun tertawa mendengar jawaban dari Radinka, sedangkan Radinka hanya memutar bola matanya malas

"Ayooo mau latihan gaak nih? Pertarungan jarak dekat?" tanya Raka menatap Radinka

"Gaak gaak, sebisa mungkin gue bakal ngehindarin itu," jawab Radinka sambil menggeleng-geleng

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang