[60] : Finally Come

70 3 3
                                    


Mata Radinka terbuka secara perlahan, didepannya langit biru dihiasi oleh awan-awan tipis. Dia juga merasakan tangan seseorang sedang mengelus rambutnya, entah mengapa itu membuatnya tenang. Radinka menggeliat dan membenarkan posisinya.

"Udah bangun yaa?" tanya Raka, tangannya tidak berhenti mengelus rambut halus Radinka

"Gue mimpi indah Raka," jawab Radinka sambil tersenyum

"Mimpi apa?" tanya Raka penasaran

"Kedamaian." Radinka tersenyum

"Suatu saat semuanya akan damai Rad," kata Raka ikut tersenyum

"Balik kuy Rad." Raka pun bangkit dari duduknya, dan disusul oleh Radinka, mereka pun pergi meninggalkan atap




Mereka melaksanakan kegiatan latihan seperti biasa, dengan waktu yang di majukan, lalu setelah mereka latihan mereka akan melaksanakan sholat ashar bagi yang menjalankan dan dilanjutkan dengan evakuasi dan patroli di seluruh kawasan Jakarta.

Mereka mendapat laporan dari salah satu dari sekian banyak korban, bahwa sampai saat kini masih ada warga yang sembunyi di gedung-gedung atau sekolah yang memang belum tersentuh zombie.

"Prajurit putri lengkap," kata Radinka, lalu Raka pun mengangguk

"Prajurit putra lengkap," jawab Raka, Radinka ikut mengangguk

"Perhatian semuanya, langsung yaa sekarang ke parkiran! Udah dapet peluru udara sama alat-alat survival kan?" tanya Raka

"Siap, sudah!" seru para prajurit garuda muda, Raka pun mengangguk

Setelah itu para prajurit garuda muda meninggalkan markas mereka dan bergegas menuju parkiran. Lalu setelahnya mereka menaiki motor sport mereka masing-masing, mereka siap dengan seragam bertugas mereka. Satu persatu prajurit mulai memakai penutup wajah mereka.

Saat pintu gerbang di buka, motor sport para prajurit mulai keluar meninggalkan daerah Indonesian Of Garuda. Seperti biasa, perwakilan dari para pasukan akan menembakkan peluru udara berwarna hijau.

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Kali ini Radinka yang menembakkan peluru udara itu, hari ini formasi kegiatan evakuasi sesuai dengan pasukannya masing-masing. Raka, Radinka pun memimpin lalu diikuti Azka dan Nindia, lalu diikuti prajurit garuda muda lainnya.

Setelah mereka mulai memasuki kawasan jalan raya besar yang mengarah ke pusat kota, prajurit tentara senior yang berada pada barisan paling depan, menembakkan peluru udara, dan disusul oleh tembakkan peluru udara dari tiap pasukan, menandakan mereka siap membuka formasi untuk kembali mengevakuasi.

Tim yang berada di depan tengah beranggotakan Radinka, Raka, Nindia, Azka, Fadia, Rama, Intan dan Dhika. Raka mulai menyambungkan komunikasi eye one nya dengan timnya.

"Bisa denger gue?" tanya Raka

"Bisa." Timnya menjawab dengan serempak

"Kita tetep jalan terus, gedung-gedung di depan pasti udah ada yang ngevakuasi," kata Raka

"Sip."

Radinka mengatur motornya untuk bergerak secara otomatis, sementara dirinya menyiapkan senjata yang akan dia pakai, sambil melihat keadaan sekitar. Dia takut, bila tiba-tiba zombie muncul dan menerkamnya.

"Radin, kalo mau nyiapin senjata cepeet. Bahaya, jangan gitu," kata Raka memperingati Radinka

"Iya pak ketua," jawab Radinka cepat-cepat menyiapkan senjatanya

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang