[66] : Say Goodbye to Dangerious Fire

109 2 0
                                    


Siang ini para prajurit seluruh satuan sedang sibuk di asrama. Beberapa dari mereka juga terlihat bolak balik dari ruang persenjataan. Selain itu, para prajurit juga membantu di tenda pengungsian warga.

"Eh tolong dong tenda 9 belum dapet makanan!" teriak Salsa, saat ini dia sedang membagikan obat-obatan juga pakaian pada para pengungsi

"Woy tenda 7 juga belum kebagian!" teriak Demartha yang sedang membagikan obat-obatan

"Sabar bentar! Bukan cuma tenda lo pada yang belum kebagian!" jawab Nindia agak kesal, sebab berteriak di tengah-tengah para pengungsi rasanya malah membuat kacau

Berbeda dengan Nindia beserta beberapa prajurit lainnya. Radinka, Raka serta yang lainnya berjaga di atas dinding untuk menjaga para pengungsi. Karena rasa-rasanya, setiap jamnya banyak zombie yang berdatangan ke tempat mereka.

Radinka menggenggam erat crossbownya, beberapa detik sekali dia menembakki zombie yang mulai datang. Disampingnya juga ada Raka yang sedang menembakki zombie dengan busur panah listriknya, sambil memakan permen karet.

"Rad, udah makan?" tanya Raka menatap sekilas Radinka lalu kembali menatap lurus ke depan

"Udah kok tadi, sebelum naik. Lo udah?" tanya balik Radinka sambil menembakkan panah dari crossbow

"Udah kok tadi, kalem aja." Raka tersenyum miring lalu bersiap menarik busurnya

Dor! Dor! Dor!
Radinka menembakkan panah 3 kali sekaligus dan kemudian terdengar ledakan dari bawah.

"Wah pro lo ya pake crossbow, ekspedisi mau bawa itu?" tanya Raka membawa topik baru

"Bawa sih keknya, buat cadangan sih tapi. Gue pen pake senjata bredetan ah, biar rame," jawab Radinka menaikan alisnya kemudian tertawa

"Rame pala u. Iya sih tapi emang mending bredetan. Kemungkinan kita kan bakal nyerang di ruangan." Raka mengangguk- angguk setuju dengan perkataan Radinka

"Kecuali kalo disana banyak zombie, baru gua keluarin tuh crossbow. Kemungkinan, gue gak jadi bawa busur dan panah sih. Gue pengen bawa senjata api aja." Radinka bercerita panjang lebar dan Raka hanya mengangguk mengerti

"Nanti kita keloter pertama. Semangaat!" Raka menepuk bahu Radinka

"Semangaat!"

🔫🔫🔫

Malam ini, asrama tentara remaja terlihat sangat sibuk. Para prajurit, sudah siap memakai seragam hitam mereka masing-masing. Mereka tinggal menunggu jadwal keberangkatan kloter mereka masing-masing.

Sama halnya juga dengan sibuknya para pemimpin pasukan yang tinggal menunggu keberangkatan mereka. Kini mereka berada di markas tentara senior.

"Periksa lagi semuanya! Ada senjata yang belum kalian bawa ga?" tanya prajurit tentara senior memperingatkan mereka

"Engga." Mereka menjawab dengan keyakinan. Sudah pasti tidak ada yang tertinggal, karena mereka sudah menyiapkan senjata yang akan mereka bawa dari pagi, dan sudah diperiksa berkali-kali.

Sistem keberangkatan mereka sudah dibagi dalam beberapa keloter dan akan diberangkatkan 30 menit sekali. Dan dalam satu keloter akan dibagi lagi menjadi dua team, yaitu team laut dan udara. Dan selisih kedua team ini adalah 10 menit.

Para prajurit yang masuk pada Team A, atau team laut. Sudah diberangkatkan menuju markas pangkalan laut ancol sore tadi. Jadi ketika sudah ada aba-aba Team A sudah berangkat, maka Team B akan bersiap di helikopter untuk diberangkatkan.

Dan sedari tadi, Risa dan Radinka selalu berpegangan tangan. Kedua tangan mereka dingin dan berkeringat. Mungkin saja, mereka sedikit gugup akan ekspedisi ini. "Demartha udah berangkat duluan sama Demitris, mereka udah berangkat belum yaa." kata Risa memecah keheningan

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang