[37] : Army Discussions

95 7 0
                                    

"Bentar-bentar, ini drone yang gue liat tadi malem dari kamera pengawas yang dipasang di Pantai Ancol, iya kan Tris?" tanya Demartha pada sang kakak kembar

"Eh iya anjiir, dari kamera pengawas yang ada di Pantai Ancol, kamera pengawas itu terbang di tengah lautnya," jawab Demitris setelah melihat lebih dekat

"Kok bisa sama siih, waktunya tadi malem juga. Apa lo mikirin yang gue pikirin?" tanya Yogi pada teman-temannya

"Jangan-jangan itu emang bukan drone?" tanya Yogi, sontak membuat teman-tekannya menoleh ke arahnya

"Bisa aja kaan? Buktinya dia emang beneran gak ke ganggu?" tanya Yogi dengan ragu-ragu, sekarang semuanya terdiam menerka-nerka

"Omongan Yogi ada benernya juga," jawab Raka sambil melihat detail gambar yang Risa perlihatkan itu

"Maksudnya ini gimana sih gue gak ngerti deh," ujar Salsa menggaruk tengkuknya

"Drone itu bisa aja bukan drone," jawab Raka menatap kearah teman-temannya

"TERUS APAA?!" teriak mereka bersamaan kecuali Radinka, dia masih diam entah memikirkan apa

"Robot camera, maybe," jawab Raka mengidikan bahunya

"Kayanya emang beneran bukan drone deh," ujar Radinka, lalu kemudian dia memperbesar gambar tersebut

"Dia kaya di program dari komputer, setau gue drone juga bisa di program lewat komputer," lanjut Radinka

Ingatannya berputar kembali saat dia melihat robot camera beberapa minggu yang lalu, bentuknya dengan drone yang ditemuka Risa dan kawan-kawan ini banyak perbedaan.

"Tunggu! Ini emang drone! Tapi di modifikasi lagi," ujar Radinka pada teman-temannya

"Wah, gue yakin siapa pun yang punya drone itu, males banget keluar rumah sampe sampe ngeprogram dari komputer," ujar Daffa terkejut

"Fix gue penasaran sama drone inii, gue pengen liat bagian dalemnya," ujar Fadia penasaran setengah mati

"Sekarang gue pengen tau kejadian yang bikin jalanan macet kemarin malam," ujar Risa

"Males banget gue nginget kejadian semalem ya ampun," jawab Chintya malas

"Emang kenapa siiih?" tanya Risa penasaran

"Iyaa gue juga pengen tau kejadian semalem itu, ceritain dong," ujar Demartha mulai bersamangat

"Untung gue tim dua," jawab Fadia mengusap dadanya

"Gara-gara kejadian semalem, satu kamar gue bangun kesiangan, sampe-sampe gak ikut sholat shubuh berjamaah di masjid," ujar Abbyan berapi-api

"Emang kejadian apaa yang bikin macet, ribet banget anjiir," ujar Gibran sangat penasaran

"Ribet banget lo pada, disuruh nyeritain kejadian semalam, malah curhat," jawab Radinka memutar bola matanya malas

"Jadi kemarin ada pohon tumbang nutupin jalan," ujar Radinka dengan santai

"Kok bisa tumbang?" tanya Risa dan Demartha terkejut

"Dua pohon yang bersebrangan, tumbang," lanjut Radinka dengan datar

"Gak ngerti lagi gue kenapa tuh pohon bisa tumbang," jawab Rama menggelengkan kepalanya

"Dan lebih anehnya, dua pohon bersebrangan, depan-depanan tumbang bareng-bareng. Ajaib gak tuh," ujar Azka bertepuk tangan

"Bukannya tadi malem gak ada angin kencang apalagi hujan lebat kaan?" tanya Demartha menaikan alisnya

"Nah mangka dari itu, aneh kan? Gimana coba tuh caranya," jawab Azka menggelengkan kepalanya

"Bisa aja, pohon yang sebelah kanan ngomong ke yang sebelah kiri 'on gue kagak kuat lagi menahan semua beban ini, gue tumbang duluan yaa' terus dijawab sama si pohon yang kiri 'on gue mohon jangan tinggalin gue, cukup doi ninggalin gue, lo gak usah, kalo lo tumbang, gue juga ikut tumbang, gue juga udah gak kuat' kereen kan," ujar Abbyan tertawa terbahak-bahak

"Nih anak kebanyakan micin apa yaa," jawab Rama pada Abbyan

"Woy ini si Abbyan tadi pas istirahat makan apa siih? Ngelantur gini ngomongnya," ujar Raka prihatin

"Kurang ajar lo pada," jawab Abbyan berakting tersakiti

"Tadi dia makan nasi goreng, gue gak tau bumbunya. Kayanya koki yang buat nasi gorengnya masukin banyak micin," jawab Daffa dengan nada serius

"Gue minta seriusnya bentar," ujar Radinka dengan tegas pada teman-temannya

"Gue rasa ada keanehan disini," lanjut Radinka sengan serius

"Maksud lo keanehan apa Rad?" tanya Raka menaikan sebelah alisnya

"Kalian sadar gak, kejadian aneh di semua angkatan? Angkatan udara remaja ngeliat drone. Sama dengan Angkatan Udara, Angkatan Laut juga ngeliat drone. Dan Angkatan Darat, ya soal dua phon tumbang itu," ujar Radinka dengan wajah tegasnya

"Anjiiir gue baru nyadar soal itu," jawab Risa, dan disambut anggukan oleh yang lainnya

"Ini gue bukan suuzon yaa, tapi pikiran gue langsung menuju ke arah Dangerious Fire tau," ujar Nadine

"Gue jugaa," jawab beberapa dari mereka, satu pendapat dengan Nadine

"Soal mereka yang masih megang warga Indonesia ini, buat gue juga berfikir kalo mereka memang punya rencana lainnya," ujar Raka

"Gue mohon, jangan kasih tau hal ini sama komandan. Jangan sampe, cukup biar kita aja yang tau soal ini," ujar Radinka memohon kepada teman-temannya

"Gue setuju soal itu," jawab Raka menyetujui ucapan Radinka

"Rak lo mah apapun yang diomongin Radinka, selalu benar," ujar Abbyan memutar bola matanya malas

"Ya emang bener gituu, gue harus apa anjiir," jawab Raka memutar bola matanya malas

"Sssstttt."

"Apa siiih Yog!"Fadia menatap tajam Yogi

"LO NGOMONG YANG KAGAK KAGAK LAGI, GUE GAMPAR LO!"

"Diem dulu." Serentak teman-temannya terdiam, ada yang memang marah dan tak perduli seperti Fadia dan Salsa, dan ada juga yang penasaran seperti Chintya, Nadine dan yang lainnya

"Sekarang jam 13.10 gengs." Yogi pun berlari menuju asrama yang letaknya berada di sebrang jalan Garuda High School ini

"MAMPUS!"

🔫🔫🔫

Setelah berlari menuju kantin asrama bersama dengan yang lainnya, makan dengan terburu-terburu, dengan berakhir tersendak. Radinka dan teman-temannya bersiap untuk latihan kemiliteran siang ini.

Radinka sudah siap, sementara teman-temannya masih bersiap. Radinka melihat kertas terselip di pintu kamar asramanya.

Itu apa? Batinnya bertanya-tanya

Dia pun dengan cepat mengambil kertas itu, amplop putih tidak ada tulisan sedikitpun. Radinka jadi ragu, apakah ini memang benar untuknya? Atau tidak?

Radinka pun menyobek amplop itu. Sebuah kertas selembar terselip di dalam amplop itu.

Jangan lengah. Kumohon. Semuanya bisa saja terjadi. Jangan pernah menyepelekan satu masalah sekecil apapun.

-A.M

◾◾◾

-Sabtu, 12 Mei 2018-

Bangkit! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang