Jakarta Pusat, 22 September 3024
Pukul 18.00 WIBSeluruh prajurit yang beragama islam sedang melangsungkan sholat magrib berjamaah di masjid dalam dinding. Setelah mereka sholat, mereka berdo'a bersama untuk kelangsungan hidup mereka kedepannya, mereka meminta perlindungan sang maha kuasa untuk negera mereka.
Beberapa dari mereka meneteskan air mata, termasuk Radinka dan teman-temannya juga rata-rata yang menangis adalah prajurit putri.
Kring kring kring!
Alarm berbunyi dengan keras di seluruh penjuru komplek Indonesian Of Garuda. Lampu yang tadi biasa pun berganti warna menjadi merah dan biru yang terus berkedip.Seluruh prajurit yang sedang berada di masjid terkejut dan panik dengan apa yang terjadi sekarang. "Kepada seluruh prajurit dimohon untuk berganti baju dan berkumpul di markas pasukannya masing-masing."
Seluruh prajurit berlarian menuju kamar asrama mereka masing-masing. Mereka berganti pakaian mereka dengan seragam tempur mereka masing-masing. Eye one terpasang di telinga kanan mereka. Setelah selesai berganti baju, mereka segera berlarian menuju markas pasukannya masing-masing sambil menenteng penutup wajah mereka masing-masing.
Di asrama putra dan putri, banyak yang memakai tangga darurat karena merasa tak punya cukup banyak waktu untuk menaiki lift.
Radinka dan Raka sudah sampai dari beberapa menit kemudian, mereka mengabsen seluruh prajurit yang sudah berada di markas. Seluruh prajurit tiba di ruangan dengan tepat waktu.
"Di shift satu ini, saya membutuhkan 28 orang dengan putra dan putri yang sama jumlahnya, posisi satu dan dua sudah ada pada Raka dan Radinka selaku ketua," ujar sang komandan
Beberapa prajurit langsung menangkat tangan mereka, "Sudah cukup, yang belum terbagi akan masuk pada shift 2 dan 3."
Seluruh prajurit yang masuk dalam shift 1 segera menuju ruang persenjataan dan mengambil senjata terbaik yang sering mereka pakai. Seluruh prajurit diberi masing-masing satu peluru udara berwarna biru, merah, hijau, dan ungu.
Kini seluruh prajurit telah duduk di motor mereka masing-masing. Mereka memanaskan mesin motor mereka.
"Misi kalian semua sekarang adalah bersatu menyelamatkan manusia yang masih selamat, dan membunuh seluruh zombie yang kalian temukan. Kalian tak boleh ragu-ragu dalam membunuh zombie. Karena sekarang, pilihannya adalah membunuh atau dibunuh." Seketika darah Radinka mengalir dengan cepat, tangannya kini dingin tapi dia selalu berbicara pada dirinya sendiri
Gue gak takut. Batin Radinka dengan tegas
Gerbang dibuka, motor seluruh prajurit keluar dari komplek Indonesian Of Garuda.
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Beberapa peluru udara hijau melambung di udara, menandakan shift pertama telah dimulai.
Radinka mengatur otomatis motornya, dia mengisi amunisi senjatanya. Tak hanya itu, Radinka juga mengaktifkan pendengaran dan penglihatan tajamnya.
Tiba-tiba saja muncul hologram dari eye one miliknya, itu seperti gps dan memunculkan seluruh wilayah di Jakarta, titik-titik merah yang bertebaran berarti zombie.
Seluruh prajurit segera membuka formasi, Raka dan Radinka berada di tim yang sama. Mereka segera melajukan motor mereka di tim mereka. Kini seluruh tim mulai berpisah.
Jalan yang dilalui Raka dan yang lainnya benar-benar kacau, banyak mobil yang berhenti, semua orang berlari menyelamatkan diri mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit! [END]
Science-Fiction─────── Part 1 - Tomorrow Never Dies Part 2 - Legends Never Die ─────── Menyerahkah kamu? Menyerahkah kamu pada situasi ini? Masa yang kian berubah Masa yang terus berkembang Kian canggih akan teknologi Yang mungkin akan menjadi penghancur Ayah. Ib...