10. Lebaran? (Creepy)

486 48 2
                                    


"Gimana nak Aldi? Sudah ada calon belum?" tanya bibi Mirna, bibiku yang cerewet.

"Belum bik, he he he..." ujarku sambil tersipu malu.

"Aduh, masa sudah segede ini belum nikah juga?" timpal pamanku Joni

D*mn! Si tua bangka ini pakai ikut-ikutan segala.

"Di, Aldi, nih bawa es-nya kedepan!" teriak ibuku dari dapur

Akupun bergegas kedapur, yah setidaknya aku bisa melarikan diri dari bibi dan paman-ku...

"Mba, si Aldi kapan nikah?" teriak Tanteku dari ruang tamu.

"Ga tahu juga ini Mir, sudah umur segini masih ikut orang tua aja... Boro-boro cari calon.." balas ibuku.

Sial, ga bisa lihat orang tenang apa? Kalau gini ceritanya, musti cepat-cepat cari calon nih...

"Di, jangan bengong aja... Sana bawa esnya ke ruang tamu.." omel ibuku.

Dengan berhati-hati aku membawa es itu ke ruang tamu, hadeh, mendengarkan celotehan paman dan bibi-

DUAK!!!

"Hehehe, maaf om" kata sepupuku sambil memamerkan gigi ompongnya yang jarang-jarang.

OM... OM... OM... Sial, emang mukaku setua itu?

"Iya, om ambil dulu esnya..." kataku kesal...

Segera setelah mengambil esnya kembali, akupun menaruh es dan menuangkan minuman merah itu ke gelas paman, bibi, dan sepupuku...

"Jangan minum cepat-cepat Dan" omel bibiku.

"MmmmmmHHMmmm" balasnya, sambil tetap menyeruput minumannya...

"Gimana, segar Dan?" seru ibuku dari dapur.

"Segar tante..." balas Danu riang.

"Di, ambil lagi minumannya, bibimu ini minum terus dari tadi, paman sampai gak kebagian..." canda pamanku.

Ha-ha-ha

"Ambil di gudang Di, masih banyak di gudang" teriak ibuku.

Dengan bergegas aku berlari menuju gudang, membuka pintunya, dan....

"MMmmmMMMM.."
"mmmMMMmmmmm..."
"mMmmmmmMMMMM..."

"Halo, masih pada sehat kan?" Kataku sambil meraih pisau panjang berlumuran darah dari meja di sampingku.

"MmmMMMMmmmm"

"Maaf ya, sebenarnya kalian masih mau disimpan sampai besok... Cuman karna tamunya banyak, ya..."

ZRASSSHHHHH

ZRASSSSHHHHH

ZRASSSHHHHH

Tiga kepala pun bergelindingan di lantai, akupun menaruh ember di lantai tepat di tempat menetesnya darah dari tubuh-tubuh yang kugantung terbalik itu..

"Di! Cepat, ini si Danu taringnya dah mau tumbuh..."

Hadeh, iya mah, iya...

"Ini masih ngambil minumannya mah..." sahutku kesal...

~~~

Kotak MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang