86. Sajak Kematian (Creepy)

44 10 0
                                    


"Pergi ke Bali mencari cuka

Janganlah pergi terlalu lama

Siapkan tali siapkan duka

Gantungkan tinggi tubuh takutnya."


"Cakep! Sekarang, siapa lagi? Awas kalau ngga bagus ya!"

Seorang pria matang berpenampilan perlente maju ketakutan, dengan bergetar, dia berucap,


"Hari minggu pergi ke Pasar

Pergi ke pasar naik Kereta

Jadi orang jangan kasar-kasar

Nanti kena hajar!"


Pria itu menegak ludahnya, dia tahu pantunnya jelek.

"Gitu aja?"

"Maafkan saya, saya panik. Apa boleh di ulang?" Jawab pria itu takut.

Sosok itu menggeleng pelan, mengambil sabitnya, kemudian memenggal Pria perlente itu dalam sekelibat pandang. Orang-orang di sekitar pun memandang ngeri ke tubuh tanpa kepala yang berlumuran darah itu.

"Ok, selanjutnya kamu, iya kamu, wanita cantik bergaun merah !"

Wanita yang di maksud terlihat terkejut, kemudian setelah mengumpulkan keberanian sejenak, wanita itu berujar,


"Tak ada ladang yang tak subur

Yang tak subur hanyalah celah

Hati-hati mencari p*lac*r

Salah-salah bisa dapat hadiah."


Sosok itu terkekeh pelan, "Bagus, boleh juga kau J*l*ng! Sekarang siapa lagi?

Diam, tidak ada yang berani maju.

"Sudah ku duga, pengecut seperti kalian memang tidak bisa di harapkan! Baiklah, kau, pria yang terlihat tidak mencurigakan, maju!" Tunjuk sosok itu.

Pria yang terlihat biasa saja itupun sedikit kaget, kemudian maju dengan gemetar...


"Baju bagus harus di setrika

Setrika rapi hilangkan kusutnya

Nona manis janganlah berduka

Kalian akan bersua di alam sana."


PROK! PROK! PROK!

"Ini, seperti ini contoh pantun yang kreatif! Bagus, sebagai hadiah, kau bisa memilih siapa yang akan maju selanjutnya!"

Pria itu sedikit tersenyum, kemudian melihat ke sekeliling. Di tatapnya satu-persatu wajah yang membuang muka, berharap tak di pilih itu. Pandangannya kemudian tertuju pada Pria gagah yang terlihat kaya. Bukannya membuang muka seperti yang lain,si pria malahan menatapnya lekat, seolah ingin sengaja di pilih.

Tapi, apa serunya memilih orang yang siap? Batin sang pria.

"Dia, pria kantoran itu!" Tunjuknya ke pria berseragam kantor, tepat di sebelah pria kaya antusias yang terlihat kecewa.

Pria kantoran itu panik, kemudian memaksakan kakinya maju. Terlihat bingung, dia memutar matanya mencari kata-kata yang berima.

"Hoi! Cepat mulai!" geram sosok misterius itu.


"Ehm!

Eeee... Partai ini partai itu

Semua sama tukang tipu

Hati-hati kalau mau maju

Salah-salah tertusuk paku."


"Hmmm..." Gumam sosok itu sambil mengusap dagunya, "Lumayan sih, tapi, awalannya gak enak."

"Maaf, saya-saya tidak mau-"

ZRASHH!

Kini giliran kepala pria kantoran itu yang bergelinding di lantai. Orang-orang di sekitar pun kembali merasakan teror yang meriapi tubuh kepanasan mereka.

"Aku rasa kalian semua sudah paham." Ujar sosok itu, "Kalian akan berada di sini untuk waktu yang lama."

Sosok itu menengadahkan sabitnya ke arah kerumunan orang itu, "Kita akan bersenang-senang untuk waktu yang lama! Jadi sebaiknya kalian segera pikirkan sajak yang bisa sedikit meringankan penderitaan kalian di sini!"


~ ~ ~

Kotak MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang