78. Seseorang Tinggal Diam-diam Di Rumahku (Riddle)

79 12 2
                                    


Belakangan ini aku merasa ada yang aneh di rumahku, seperti ada orang yang menyelinap tinggal sembunyi-sembunyi tanpa ku ketahui. Maklum, rumah warisan orang tua yang ku tempati ini cukup besar, di tambah statusku sebagai anak tunggal, praktis setelah kedua orang tuaku mengalami kecelakaan, aku pun tinggal sendirian di sini.

Beberapa kejanggalan yang kerap ku perhatikan di rumah ini, terutama di lemari pakaianku. Terkadang, susunan pakaian di lemari pakaian berubah, baju-baju yang seingatku masih kotor, sudah ku dapati terlipat rapi. Pakaian yang seingatku masih ada di lemari pun, terkadang berpindah ke tempat baju kotor di samping mesin cuci. K*p*r*t itu sampai memakai bajuku juga?!

Di kulkas, makanan terkadang berkurang sendiri, padahal aku ingat jelas bukan aku yang memakannya. Tapi terkadang isi kulkas bertambah juga, ya setidaknya tukang numpang itu sadar diri sedikit.

Yang lebih kurang ajarnya lagi, terkadang ada pesan masuk ke SIM kedua telpon genggamku. Aku tidak ingat kenapa aku butuh dua kartu SIM, tapi yang jelas setiap aku mengeluarkan kartu sialan itu, entah kenapa selalu kembali ke smartphoneku, hingga malas rasanya mengurusinya. Aku tidak pernah mengecek pesan pada SIM kedua itu, setidak-tidaknya aku masih menghargai privasi, tidak seperti B*j*ng*n itu!

Anehnya, aku tidak pernah sekalipun melihat batang hidung penyusup itu. Entah dia yang hebat sembunyi, atau aku yang mudah di bodohi. Pernah terbersit rencana untuk memasang kamera CCTV, namun kondisi keuanganku sedang kurang bagus. Di tambah lagi dengan penyakit lupa ku. Ya, semenjak di tinggal kedua orang tuaku, aku sering melupakan beberapa jam, atau bahkan beberapa hari kejadian yang sudah ku alami. Mungkin orang itu entah bagaimana mengetahui penyakitku ini, dan memanfaatkan kondisiku untuk numpang tinggal gratis.

Mau lapor polisi pun malas, percuma buang-buang energi, aku tidak punya cukup bukti untuk meyakinkan mereka.

Masih banyak kejanggalan lainnya, tapi sudahlah. Sampai punya cukup uang untuk memasang CCTV aku hanya bisa pasrah. Sejauh ini dia tidak pernah benar-benar merugikanku, jadi ku biarkan saja sementara. Tapi, kapan ya, kapan aku menindik telingaku?

Kotak MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang