Sambil menahan amarahku, ku tatap marah dua bola mata hitam Iblis itu. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran pria di hadapanku ini.
"Berapa wanita dan anak-anak yang sudah kau rebut kebebasannya?" Tanyaku geram.
"Entahlah, ratusan?" Ujarnya sambil terkekeh pelan.
PRANGG!!!!
Ku hempaskan gelas di meja dengan marah. Sambil mengenggam pinggiran meja erat, ku kertakan gigiku keras.
"Yakin kau manusia?" Tanyaku sinis.
"Secara biologis, tentu saja. Secara mental? Entahlah..." Katanya santai.
Kuhela nafasku berat, beban emosiku kini benar-benar sudah memuncak. Tahan, tahan kataku dalam hati. Sambil mengucap kutuk, kucecar b*jing*n itu dengan pertanyaan.
"Kenapa kau melakukannya?"
"Uang? Kesenangan? Tidak ada alasan pasti, aku hanya melakukannya."
"Selain memperdagangkan kebebasan dan organ tubuh manusia, berapa banyak kebiadaban lain yang kau lakukan?"
"Aku tidak yakin dengan maksudmu mengenai 'Kebiadaban', tapi kalau sesuatu yang menghasilkan uang? Aku memperdagangkan obat-obatan terlarang, Nyawa, Senjata, dan berbagai hal lainnya yang mungkin masuk kategori 'Kebiadaban'mu."
"Apa hidup orang lain begitu tidak berharganya di matamu?"
"Oh, ayolah. Kau mau bilang kau memperdulikan semua orang sama rata? Jika harus memilih antara hidup ibumu atau seorang pria random, mana yang akan kau pilih?"
"B*jing*n kau!"
"Aku bukan munafik seperti kau ataupun orang lainnya. Bagiku, uang adalah uang. Tidak ada bedanya uang yang didapat dari memperdagangkan sapi dengan memperdagangkan Manusia. Peduli setan dengan Nilai atau Norma, yang lemah adalah mangsa untuk yang kuat!"
"Diam atau ku rontokan habis gigimu!"
Setitik keheningan menyeruak keruangan remang ini, sebelum pecah oleh tawa jahanam itu.
"Hahahahahahahahahahahahahahahahahhaha!"
"Apanya yang lucu si*l*n?"
Sambil menahan tawa, b*jing*n itu berkata,"Kau, kau yang lucu. Kemana perginya standar moralmu tadi?"
"Orang sepertimu tidak layak diperlakukan seperti manusia." Sahutku dingin.
Senyum lebar terpatri di wajahnya, di iringi tawa keras bagai kerasukan.
"HAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"
"B*jing*n ini!"
"Lihat, kau tidak ada bedanya denganku!"
"Jangan samakan aku dengan b*jing*n busuk sepertimu!"
Seketika tawanya terhenti, berubah dengan tatapan kemarahan.
"Jadi kau pikir kau berbeda dariku?"
"Tentu saja, aku bukan penjahat busuk sepertimu! Aku orang baik, terpandang di masyarakat. Tidak terhitung sudah berapa banyak harta bendaku yang sudah ku sumbangkan bagi yang membutuhkan."
"Lalu?"
"Lalu apa kep*r*t?"
"Lalu kau pikir, sedikit kebaikan itu bisa menghapus noda-noda kotor yang melekat padamu?"
Aku terdiam sejenak, kata-kata b*jing*n itu terasa sangat menyengat.
"Bagaimana? Kehabisan kata-kata?"
"Diam!"
"Hei, bukannya kita sedang interogasi?"
"Diam! Ku bilang diam!"
"Kau sudah tidak lucu lagi sekarang!"
"DIAM!"
Hening, apa b*jing*n itu sudah tenang sekarang?
"Hei..."
Ku toleh pelan ke arah keparat itu, sambil tersenyum penuh kemenangan ia berkata pelan,"Kau tahu, seburuk apapun kau mengubur kebusukan hatimu, ia takkan pernah hilang. Kau tidak pernah akan berhasil lari darinya!"
"Aku bukan kau! Aku bukan Iblis!"
"Buka matamu! Kau dan aku sama!"
"Tidak! Aku bukan kau!"
"Sadarlah, siapa kau..."
"Tidak, tidak!"
"Kau adalah aku, aku adalah aku."
Perlahan, ku beranikan diri menatap wajah b*jing*n itu. Wajah yang teramat ku benci...
"Sekarang, apa kau akan mengakuinya?"
"DIAMMMM!!!!" Ujarku marah seraya meninju keras wajah bajingan itu.
PRANGG!!!
Darah segar mengalir dari tanganku, akhirnya si keparat itu terdiam juga. Ku tatap lagi wajah tak berbentuk di cermin pecah di depanku ini. "Sekarang kau Kehabisan kata-kata? Sialan!"
Sambil menyeka darah di tanganku, aku bergumam pelan,"Aku bukan dia, aku bukan dia, aku bukan dia... Aku bukan... Iblis..."
~ ~ ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kotak Misteri
Horror(Tamat) Selamat datang di kotak misteri! Kotak ajaib ini berisi hal-hal yang akan memuaskan keinginan terdalammu akan kegelapan. Nikmati kisah-kisah pendek namun mengerikan, atau teka-teki berdarah yang akan memaksamu sedikit memutar otak... Semoga...