96. Rumah Kosong (Riddle)

35 8 2
                                    


Sudah sejak lama, aku merasa janggal dengan rumah tua itu, rumah yang tampaknya selalu kosong sejak aku menempati salah satu kos-kosan di daerah sini. Rumah mewah gaya lama itu tampaknya terlalu bagus untuk di biarkan kosong selama bertahun-tahun seperti itu, apa pemilik lamanya tidak pernah terpikir untuk menjualnya? Bahkan harga tanah luasnya saja sudah cukup untuk membeli sebuah unit apartemen mewah di kota besar ini. Kenapa sang pemilik membiarkan saja aset seberharga ini?

Jiwa penasaranku memang susah di redam, akupun sudah mencoba bertanya kesana-kemari perihal bangunan misterius itu. Anehnya, orang sekitar selalu terkesan antipati setiap aku mencoba mengorek informasi mengenai rumah tua itu. Benar-benar tipikal orang kaya kebanyakan, tidak ada tetangga yang menyukai mereka. Dari kepingan-kepingan cerita yang berhasil ku susun, sedikit banyak aku paham kenapa rumah itu di biarkan kosong.

Keluarga Djokro, nama keluarga yang menghuni rumah mewah ini dulunya. Keluarga yang masih memiliki silsilah darah biru ini merupakan pebisnis paling sukses di wilayah ini. Tidak ada yang tidak mengenal mereka, dari tukang becak sampai penghuni kantor DPR sudah mendengar mengenai kejayaan bisnis keluarga ini. Kebanyakan orang mungkin iri dengan pencapaian keluarga yang selalu nampak harmonis ini, namun semua kesuksesan inilah, yang akhirnya akan membawa akhir tragis bagi mereka.

Sudah bukan rahasia umum, uang yang melimpah merupakan gula bagi semut-semut jahanam yang ingin merampas dan memiliki semuanya. Di tambah dengan ke-egoisan pak Djokro, sang kepala keluarga, yang bahkan terlalu pelit untuk menganggarkan sedikit uang untuk keamanan. Mereka sudah terbuai dengan rasa aman semu, yang sengaja diciptakan orang-orang yang berkomplot dalam diam. Pak Djokro dengan jumawa, bahkan mengatakan, tidak ada seorang pun, bahkan sang Esa sendiri, yang sanggup merebut kekayaan duniawi miliknya. Kesombongan yang harus di bayarnya dengan mahal.

Di malam itu, malam penentuan itu, entah bagaimana, seisi rumah yang biasanya dipenuhi aktifitas mendadak lengang. Hanya keluarga inti, Pak Djokro dan istrinya, serta tiga orang buah hati mereka, di tambah beberapa orang asisten rumah tangga yang tidak mengetahui rencana keji itu, yang mengisi kekosongan di rumah besar itu. Tidak menaruh curiga pada kediamannya yang seketika sunyi, mereka melanjutkan malam dengan biasa. Di malam yang hening itu, teriakan kesakitan dari sang istri membuka babak kengerian yang tak lama lagi, akan menghampiri semua penghuni kediaman itu malam ini.

Satu demi satu anggota keluarga dan para pembantu mereka, menemui ajal di tangan sang pembunuh misterius. Beberapa tetangga yang mendengar teriakan-teriakan ganjil itu, mencoba mencari tahu penyebab kengerian itu. Namun pagar tinggi rumah itu, di tambah dengan penjaga misterius yang menghalangi kebenaran itu, menghentikan niat orang di sekitar. Walaupun keluarga itu tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar, namun rasa kepedulian para warga yang masih tinggi membuat mereka tidak bisa diam saja. Setelah pihak kepolisian turun tangan, pagar yang mengintimidasi itupun akhirnya terbuka. Tak ingin membuang waktu, warga dan para petugas bergegas masuk. Di kediaman itu, kengerian yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, tersaji lugas di hadapan mereka. Di penjuru rumah, tersebar mayat kaku para anggota keluarga. Sang istri dengan perut yang robek, kedua anak remaja mereka masing-masing menerima tikaman di dada mereka, dan anak balita mereka, tewas kehabisan nafas di balik bantal besar. Para pembantu pun bernasib tidak kalah menggenaskannya, kebanyakan menjadi korban keganasan senjata tajam sang pelaku.

Tapi yang bernasib paling malang, adalah sang kepala keluarga itu sendiri...

Entah dendam apa yang dimiliki sang pelaku, sehingga tega menghabisi pak Djokro sekeji itu. Mayat sang suami di temukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan, bukan hanya puluhan luka tusuk, namun si pembunuh juga memenggal kepala korban, dan memisahkannya dari tubuh korban. Pencarian kepala korban juga tidak membuahkan hasil, bahkan sampai saat ini, kepala pak Djokro tidak pernah di ketemukan.

Banyak warga sekitar yang tidak habis pikir, apa motif sebenarnya sang pelaku sehingga tega melakukan hal sebiadab ini. Kecurigaan pun mengarah ke kepala asisten keluarga mereka, Pak Agus, pria seumuran pak Djokro yang sudah mengabdi pada keluarga itu puluhan tahun. Sekilas memang aneh, kenapa pelayan sesetia itu tega menghabisi tuannya sendiri? Tambah lagi tidak pernah ada kabar percekcokan besar di antara mereka?

Pun begitu, pak Agus satu-satunya korban selamat dari peristiwa kelam itu, dan lalu menghilang bak di telan bumi. Pencarian besar-besaran untuk menemukan beliau pun berujung sia-sia, wajar, semua mencurigai pria ramah itu pelakunya. Beberapa mencurigai pak Agus tidak bertindak sendiri, ada yang membantunya, atau setidaknya menghasutnya untuk melakukan semua kejahatan itu, namun apa mau di kata? Batang hidung pak Agus tidak pernah kelihatan sejak saat itu, tidak ada siapapun yang bisa di jadikan saksi.

Polisi bukannya menyerah, seluruh mitra dan keluarga dekat almarhum dimintai keterangan. Berkat penyelidikan besar-besaran itupun,sedikit demi sedikit borok yang tersembunyi dari keluarga elit ini terkuak. Utang puluhan milyar, tunggakan properti dan gaji karyawan, percekcokan suami istri, dan segudang masalah lainnya menghantui keluarga ini. Berbagai spekulasi pun bermunculan, dari penagih hutang yang bertindak kelewat batas, dendam kesumat salah satu korban ketamakan pak Djokro, atau pembunuh sewaan. Namun karena selalu menemui jalan buntu, kasus ini pun dihentikan.

Kesulitan keluarga ini secara finansial pun segera tampak jelas, saat seluruh aset mereka tidak bisa menutup bahkan seperempat dari hutang-hutang yang menumpuk. Pihak keluarga bukannya sengaja membiarkan rumah ini begitu saja, namun dokumen-dokumen yang di perlukan lenyap entah kemana. Dan peristiwa kelam yang terjadi di tempat itu bahkan sudah menjadi Headline surat kabar ternama saat itu. Bukan perkara gampang menyelesaikan urusan rumah itu dengan reputasi yang merekat padanya.

Dan akhirnya, 15 Tahun setelah peristiwa mengerikan itu, rumah itu pun masih kosong sampai saat ini. Berbagai rumor aneh pun seakan tidak rela kejadian itu terlupakan. Dari sosok bayangan yang sering terlihat tiap malam, adanya ruangan persembunyian bawah tanah misterius di rumah itu yang belum di temukan sampai sekarang, hingga suara-suara aneh yang diyakini merupakan jeritan kesedihan dari arwah-arwah malang yang belum merelakan kematian mereka. Tentu saja, seiring berkembangnya jaman, masyarakat pun mulai melupakan kejadian itu, dan melanjutkan hidup. Namun, terlepas dari tahayul-tahayul itu, ada satu hal yang menganggu pikiranku. Aku sudah tinggal di daerah ini lebih dari 1 tahun, tapi anehnya...

Rumput di halaman rumah itu, tidak pernah bertambah tinggi...

Kotak MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang