Dirumah AyanaGadis kecil itu terbangun dari mimpinya dan entah apa yang dimimpikannya sampai sampai gadis itu tak tidur lagi melainkan memilih untuk pergi kekamar mandi.
Ya, gadis kecil nan cantik itu adalah Putri Ayana. Ia akan bersiap siap karena hari ini akan belajar bersama Maryam. Mengingat kemarin sang ibu menasehatinya untuk rajin belajar agar bisa selalu bersama Maryam.
Ayana bahagia bisa mengenal Maryam. Maryam sudah diangggap seperti kakak nya sendiri walaupun baru mengenalnya. Berharap Maryam selalu mengajarkan setiap hari nya.Ayana sudah melakukan ritual mandi paginya dan sekarang ia sudah berpakain. Terlihat jelas gadis kecil itu pandai mengurus dirinya tanpa perlu bantuan orang lain.
Ayana keluar dan mendapati sang kakak tengah duduk manis dimeja makan sambil mengutak atik smartphone nya."Mungkin lagi gangguin anak gadis orang." Batin Ayana.
Kemudian Ayana duduk dimeja makan tanpa menoleh kakaknya lagi. Hingga suara sang kakak terdengar di telinga nya.
"Aya gamau nih peluk kakak atau cium kakak! Kakak kan baru aja pulang." Azam promosi ketika ia melihat sang adik sudah duduk disampingnya.
"Ga nanya." Ketus Ayana jutek.
"Aya kok gitu sih dek, kakak kangen Aya tau!" Ujar Azam dengan raut face yang dibuat buat sedih, karena ia tau sang adik tidak bisa melihat orang lain sedih.
Namun yang diajak bicara malah diam tak merespon sedikitpun, hingga makanan pagi mereka sudah dimeja makan semua.
"Ayo dimakan sayang, kenapa pada diam aja?" Ujar sang ibu.
"Aya mau apa sayang?" Tanya nya setelah melihat Ayana hanya diam."Aya mau nya kak Maryam ada disini!" Rengeknya.
"Kan nanti kak Maryam dateng ngajarin Aya." Jawab ibu sambil mengelus pucuk rambut anaknya.
"Maka nya Aya makan dulu ya? Nanti Aya sakit ga bisa belajar sama kak Maryam, tapi Aya mau belajar terus terusan tuh sama kak Maryam nya.!" Lanjut ibu."Iya bu, Aya mau makan kok!" Jawab Ayana datar.
Ibunya hanya tersenyum sambil menuangkan nasi kepiring Ayana.
"Apa banget sih guru ngaji kamu itu?" Sewot sang kakak
Ayana hanya diam ia tak ingin berdebat dengan kakak nya yang super sewot.
"Nih ya, di kota tuh banyak perempuan perempuan cantik ketimbang guru ngaji kamu! Kalo kamu mau bisa kakak bawakan dan kakak kenalkan ke kamu. Gimana??" Lanjutnya sambil melirik adiknya yang sedang menyantap makanan, sehingga membuat Azam kesal.
"Punya adik kok jutek amat, amat aja kagak jutek." Ujarnya beralih ke makanannya.
Ayana hanya diam dan sang ibu hanya menggeleng kepala melihat kedua anak nya yang tak sudah akrab seperti dulu.
Setelah mereka selesai makan, Ayana kembali kekamarnya tanpa berkata kata lagi pada ibu dan kakaknya.
Terdengar seseorang membuka pintu kamarnya dan munculah sosok sang kakak."Aya, kenapa sekarang berubah banget? Kakak kangen Aya yang dulu, yang selalu ceria!" Ungkap Azam saat sudah duduk ditepi ranjang Ayana sedangkan Ayana berbaring diranjangnya.
"Aya gamau kenal kakak lagi ya?" Tanya nya lagi.
"Apa Aya ga suka kakak disini?" Lanjutnya.
Terlihat Azam menarik nafas berat, karena melihat sang adik hanya diam.
"Ya udah, kakak sangat berharap kamu mau bicara lagi sama kakak." Tutur sang kakak sebelum meninggal kan kamar adiknya.
"Gimana caranya buat Aya mau bicara lagi kaya dulu sama gua." Batin kakak nya setelah menutup pintu kamar Ayana.
Assalamu'alaikum
Segini dulu ya para readers, tunggu aja kelanjutannya. Inshaa Allah kalau ada waktu ana pasti lanjut.