Apartemen Siti MaryamMaryam telah selesai membereskan pakaiannya dan memasukkan kedalam lemari. Satu harian ini Maryam sangat lelah. Akhirnya ia beristirahat di kasur yang empuk. Lama ia merebahkan diri sambil menatap langit langit dinding dan teringat dengan kamarnya sendiri.
Akhirnya ia tertidur dan pergi ke alam mimpi.Hampir satu jam ia tertidur dan suara adzan Dzuhur membangunkannya dan ia bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu ia melaksanakan sholat Dzuhur dan diakhiri dengan doa.
Belum sempat ia melipat mukena dan sajadahnya, handphone blackberry nya berdering pertanda ada yang menelfon.
Ia melihat nomor tak dikenal dengan ragu mengangkatnya."Assalamu'alaikum." Sapanya setelah menekan tombol hijau.
"Apa benar kamu yang bernama Siti Maryam?" Tanya nya dari sebrang sana langsung tanpa menjawab salam terlebih dahulu.
"I- iya.. saya sendiri.!" Jawab Maryam terbata bata.
"Siang ini kamu temui saya dicaffe mandiri." Perintahnya tegas.
"Mma-maaf saya tidak tau caffenya dimana karena saya juga baru dikota ini. Terus saya tidak mengenal anda.!" Ungkapnya dengan ragu.
Terdengar diseberang sana menarik nafas berat.
"Saya adalah orang yang akan menguliahkan kamu, karena saya telah berjanji." Jawabnya tegas.
Jelas saja Maryam kaget
"Ba-baik, Insha Allah saya akan secepatnya kesana." Ujarnya.
"Baiklah." Orang diseberang sana mematikan ponsel nya tanpa mengucapkan salam lagi dan itu membuat Maryam kesal.
"Apa dia Islam?" Tanya Maryam sambil menatap handphone nya yang sudah tak tersambung lagi.
Maryam secepat kilat bersiap siap untuk pergi kekaffe yang telah disebutkan pak Dimas tadi. Yaa Maryam baru mengingatnya bahwa yang menguliahkan nya adalah pak Dimas. Pengusaha yang sangat disegani di desanya.
Maryam keluar dari apartemen nya dan menuju keluar. Ia bingung hendak naik apa! Dan akhirnya ia memutuskan naik taxi dan menyuruh taxi tersebut ke kaffe mandiri. Supir itu mengangguk dan melajukan mobilnya. Hanya membutuhkan waktu 10 menit telah sampai kekaffe yang disebutkan laki laki tersebut. Maryam masuk dan memilih tempat duduk yang tak jauh dari jendela kaca. Sesekali ia melihat pemandangan itu.
"Apa benar kamu Siti Maryam?" Tanya seorang lelaki jelas membuat Maryam mendongak kan kepalanya dengan kaget.
"I-iya pak, saya Maryam." Jawabnya sambil menunduk
Lelaki itu duduk dihadapan Maryam setelah itu ia angkat suara.
"Saya adalah orang suruhan pak Dimas, beliau menyuruh saya untuk menemui kamu untuk mengurus kuliah kamu besok." Ujarnya datar tapi tegas.
Maryam tidak tau harus menjawab apa! Ia hanya bisa diam, tapi ia mendengarkan apa yang dikatakan lelaki dihadapannya.
Lelaki itu mengernyitkan keningnya pertanda bingung melihat tingkah Maryam yang diam tak merespon sedikit pun.
"Apa kamu baik baik saja? Kenapa kamu hanya diam?" Tanyanya bingung.
"Sa-saya mendengarkan bapak bicara." Jawabnya terbata bata.
Lelaki itu tersenyum tanpa sepengetahuan Maryam. Ia berfikir perempuan yang dihadapannya ini begitu takutnya menatap laki laki setampan dirinya.
"Nama saya
Alex Darson. Rekannya pak Dimas. Jika kamu membutuhkan saya bilanglah! Karena sudah menjadi tugas saya untuk menjaga kamu." Jawabnya yang sebelumnya belum sempat memperkenalkan diri.Maryam hanya mengangguk dan lagi lagi lelaki itu tersenyum melihat tingkah lucu Maryam.
Mereka terdiam dan tak ada yang mengeluarkan suara sampai pesanan mereka datang yang sudah dipesan Alex Darson.
Ada yang tau siapa Alex Darson selain rekannya pak Dimas??
Lanjut aja bacanya, biar tau!! Hihi