31

6.5K 257 2
                                    

Alex menatap dirinya dicermin toilet rumah sakit. Ia kecewa dengan ide gilanya yang ingin bunuh diri, kalau saja ia tidak bertekad bunuh diri pasti Maryam tak akan sampai masuk rumah sakit. Lama ia memandang dirinya dicermin merasa sedikit lebih tenang, akhirnya ia memutuskan untuk melihat keadaan Maryam. Ia berjalan gontai dengan tatapan yang sendu. Sampai didepan ruangan UGD ia tidak melihat Zulham.

"Apa Zulham didalam?" Gumamnya dan berjalan mendekati ruangan UGD.
Namun setelah ia celingak-celinguk diruangan itu tidak ada Maryam maupun Zulham, hingga terdengar suara Zulham dibelakang nya.

"Maryam ada diruang ICU." Ujarnya dan membuat Alex kaget.

"ICU? Apa dia baik baik saja?." Tanya Alex panik dan mata memerah akibat menangis. Zulham hanya menatapnya iba, ia merasa kasihan kepada Alex yang tak kuat dan gagah seperti dulu.

Tanpa menunggu jawaban dari Zulham ia bergegas menuju ICU. Dan mendapati tubuh Maryam terbaring, tangan di infus, dengan menggunakan alat bantu pernafasan atau di opname. Yang membuat Alex hancur adalah Maryam koma, dan detak jantungnya terlihat melemah.

Alex terduduk lemah di depan pintu ICU. Ia merasa bersalah.

"Tidak ada yang perlu di sesali." Ujar Zulham dihadapan Alex.

"Ini semua salah gua." Jawabnya dengan mata sendu.

"Berhenti nyalahin diri lu. Elu fikir Maryam bisa langsung sadar dengan elu yang terus terusan nyalahin diri sendiri.? Ngga kan??" Ujar Zulham dengan nada yang ditekankan.

Alex hanya diam dan tak merespon
Zulham menarik nafas berat sebelum melanjutkan ucapannya lagi

"Sekarang gini aja, dari pada lu nangis kaya gini mending kita ke mushola dan minta pertolongan kepada Allah. Elu tau kan Allah adalah sebaik-baik penolong!" Lanjutnya. Kemudian Alex melihat Zulham yang mengangguk menyakinkan.

Alex berdiri sedangkan Zulham tersenyum, karena ia melihat sahabatnya menurut ajakannya.
Tak lama mereka sampai di mushola

"Ambil wudhu dulu." Ujar Zulham dan di angguki Alex.

Mereka mengambil wudhu berada disamping mushola. Setelah ber wudhu mereka masuk dan melaksanakan sholat Maghrib. Setelah selesai sholat, Alex berdoa sambil menangis tersedu sedu, hingga ia tak sadar bahwa ada seorang bapak bapak paruh baya mendengarkan doa nya tanpa melihat Alex. Lama Alex memohon kepada yang Maha Kuasa dan membuat nya semakin lemah karena ber jam jam menangis, ia pun akhirnya ber istighfar. Setelah dirasa tenang bapak tersebut menghampiri nya dan menepuk bahu Alex. Alex melihat bapak itu duduk tepat dihadapannya sambil tersenyum

"Jangan tangisi dia yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Cukup kamu doa kan, karena doa adalah obatnya." Jawab bapak tersebut membuat Alex sedikit lebih tenang.

"Saya juga takut kehilangan orang yang sangat saya cintai, tapi saya tidak bisa berbuat apa apa selain mendoakan nya, karena saya hanya manusia biasa. Ingatlah nak, sebesar apapun masalah kita, katakan lah kalau kamu punya Allah yang Maha Besar. Allah mengajarkan kamu untuk lebih sabar. Kalau kamu tidak sabar, apa kamu mau Allah mengambil orang yang kamu cintai untuk menghadap Nya.? Maka bersabarlah dan jangan pernah putus doa.!" Ujar bapak tersebut dengan bijak dan tersenyum. Alex mencerna kembali ucapan bapak yang ada dihadapannya ini. Tak lama Alex mengangkat suaranya

"Alhamdulillah terimakasih pak. Saya akan tetap sabar menghadapi masalah ini." Balas Alex dengan penuh keyakinan. Bapak itu tersenyum melihat Alex dan Zulham menepuk nepuk bahu nya sambil tersenyum

"Jadilah lelaki yang kuat, dan jangan cengeng. Kembalilah seperti Alex yang dulu, apabila menangis selalu meminta lollipop." Ujar Zulham menahan tawa geli. Alex melotot sedangkan bapak tersebut tersenyum senyum.
Mereka bertiga tertawa bersama.

Maaf sob kalo ceritanya mengecewakan yoo?? Hhihi
Jangan lupa komen dan vote nya.

Salam buat readers 😍

Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang