Cukup lama Maryam berdiam diri dikamarnya. Seolah olah ia mengadu pada Allah, dan berharap Allah memberikan keikhlasan hatinya.
Merasa tak punya kasih sayang dari kedua orang tua itu lah yang dirasakan Maryam. Mulai sekarang ia bangkit dan belajar mengikhlaskan yang telah pergi. Tohh yang sudah pergi tak akan bisa balik lagi.
Maryam menghapus air matanya dan merubah dirinya menjadi perempuan yang tangguh. Sampai suara ketukan pintu kamarnya terdengar dan masuk kekamar si empunya.
Bibinya datang dan tersenyum melihat mata keponakan nya sembab akibat menangis terlalu lama."Perempuan tangguh ngga boleh nangis." Ujar sang bibi saat menghapus sisa air mata Maryam.
"Maryam berjanji akan membahagiakan paman dan bibi." Ucapnya datar.
Bibi tersenyum dan berkata
"Asalkan kamu bahagia kami juga ikut bahagia." Tukasnya sambil menatap Maryam.
"Kamu udah sholat?" Lanjutnya.
"Belum bi.!" Jawabnya singkat.
"Kalau gitu kamu sholat Maghrib dulu sana, setelah itu kita makan sama sama." Ujar sang bibi sebelum akhirnya beranjak dari kamar Maryam.
Maryam mengangguk dan bergegas mengambil air wudhu. Selesai sholat ia berdoa seperti biasanya.
"Ya Rabbii
Maafkan Maryam kalau selama ini Maryam banyak salah baik disengaja maupun tidak disengaja. Maryam hanya ingin paman dan bibi selalu ada disisi Maryam. Jangan secepatnya Engkau ambil mereka dari Maryam ya Robb!! Cukup ayah sama ibu yang pergi meninggalkan Maryam. Tapi jangan mereka, mereka satu satunya keluarga yang Maryam punya.
Maafkan Maryam yang belum bisa ikhlas ya Allah..Rabbana Aatina fiddunya Hasanah
Wafil Aakhiroti Hasanah tauwaqina 'Adzabannaar!!"Aamiin Allahumma Aaminn.
Setelah selesai berdoa, Maryam melipat kembali mukena dan sajadahnya. Kemudian ia keluar dan menuju dapur yang sudah ada paman dan bibinya. Ia menarik nafas berat sebelum duduk bersama.
Tak ada yang bersuara kecuali suara dentingan sendok.
Setelah semuanya selesai makan, Maryam pun mencuci piring piring nya. Selesai mencuci piring ia hendak pergi kekamarnya namun terhenti ketika sang paman memanggilnya."Maryam duduk dulu nak!" Perintah paman.
Maryam menurut dan duduk berhadapan dengan pamannya.
"Kamu siap siap aja buat besok ya? Ijazah atau pun SKHU kamu siapin aja semuanya. Inshaa Allah besok berangkat." Ujar pamannya.
"Baik paman." Jawab Maryam mantap.
Pamannya tersenyum dan mengusap pucuk kepala Maryam yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
"Belajar yang rajin ya nak?
Dan jaga diri kamu kalo sudah dikota, jangan mudah terhasut sama hal yang tidak baik." Paman menasehati nya."Dan jangan mau diajak pacaran, karena pacaran itu dosa. Ya nak?" Lanjutnya.
Maryam tersenyum dan berkata
"Maryam berjanji akan Maryam patuhi perintah paman." Jawab Maryam semangat.
"Dan jangan pernah tinggal sholat." Ujar pamannya lagi.
"Siap boss." Sahut Maryam sambil memberi hormat.
Paman dan bibinya hanya tertawa melihat tingkah Maryam yang sangat mereka sayangi.
"Kamu tidur dan besok bangun pagi pagi ya!" Ucap paman.
"Iya.. kalo gitu Maryam kekamar dulu ya paman, bibi." Pamit Maryam.
Paman dan bibinya tersenyum dan mengangguk. Maryam pun kembali kekamarnya dan memikirkan esok hari.
"Masya Allah
Engkau maha baik ya Allah. Dan tuntun Maryam untuk menjadi pribadi baik dari yang terbaik." Ucap Maryam bersyukur kepada sang Khaliq.Sampai akhirnya ia tertidur.
Alhamdulillah
Akhirnya Maryam akan kuliah dikota.
Readers.. Maryam pribadi yang shalihah. Tapi ia tak sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allahu Ahad!!😉
Author pendukung Siti Maryam! Karena author suka sama ke pribadiannya.😀
Lanjut ya sahabat pembaca wattpad dan jangan lupa vote dan komen!!!