51

5.8K 225 5
                                    


Azam Pov

Semenjak kejadian di taman seminggu yang lalu, aku tidak pernah melihat Alex lagi. Mungkin dia belum bisa terima, jika aku lah orang yang akan menikahi Maryam.

Aku juga tidak menyangka, jika hari ini aku akan menikah dengan nya di sebuah masjid Al Ikhlas. Yaa, dia yang meminta nya untuk di masjid saja! Well aku hanya bisa pasrah.

Belum pernah aku merasa kan deg deg an jika menghadapi sesuatu. Tapi hari ini, aku merasa deg deg an, bahkan aku keringat dingin. Mungkin jika jantung ku buatan manusia bisa bisa copot keluar, tapi untung saja jantung ini buatan Allah. Ohh Azam, pikiran mu terlalu jauh!

"Anak kami Azam Putra! Apa kamu bersedia?" Ujar paman Maryam dengan suara lantang. Aku mengangguk tegas bahwa aku bersedia. Ku lihat orang orang makin banyak berdatangan.

"Baik lah, kita mulai saja acara ijab qobul nya." Kata ayah ku yang tak jauh dari ku. Paman Maryam mengangguk dan mulai menggenggam tangan ku erat yang sudah ke ringat dingin.

Aku lihat paman Maryam menarik nafas dalam

"Saya nikahkan engkau dengan putri saya
Siti Maryam binti Zulfikar dengan seperangkat alat sholat dan satu mushaf al qur'an, Tuunai." Ucapnya lantang.

"Saya terima nikah nya Siti Maryam binti Zulfikar dengan seperangkat alat sholat dan satu mushaf al qur'an, Tuunai!!" Jawab ku lantang dengan satu tarikan nafas.

"Sahh?"

"Sahhhhh" Jawab tamu undangan bersamaan.

Aku menengadahkan kedua tangan ku ketika paman Maryam membaca doa untuk kami. Setelah selesai, aku melihat Maryam menuju ke arah ku dengan gaun pengantin nya berwarna putih. Aku terkagum kagum melihat kecantikan nya dengan make up super natural.

Tanpa sadar ia telah duduk di samping ku dan mencium punggung tangan ku cukup lama.

Aku merasa kan darah ku berdesir ketika ia mencium tangan ku dengan lembut nya. Aku pun mulai membacakan doa dan ku sentuh pucuk kepala nya. Setelah selesai aku pun mencium kening nya cukup lama.

Masha' Allah
Bahkan aku belum pernah merasa kan kebahagian dalam hidup ku ketika dekat dengan perempuan perempuan lain nya.

Setelah itu, tamu undangan menghampiri kami berdua untuk sekedar bersalaman dan mengucap kan selamat.

Tidak sedikit yang datang
Bahkan teman teman kampus Maryam juga datang dan mengejek Maryam

"Ciee yang udah nikah"

"Nikah muda, masa muda nya di habis kan dengan pasangan halal nya."

"Semoga cepat punya momongan"

Atau

"Yah, kita yang lebih tua belum nikah nikah, Maryam yang lebih muda sudah menikah"

Sekira nya begitulah ejekan mereka yang membuat Marya tersipu malu. Bahkan pipi nya yang putih ikut ikutan merona.

Cantik. Itu menurut ku.

"Kamu capek?" Tanya ku sambil memperhatikan wajah nya. Ku lihat dia mengangguk.

"Kalau begitu kita balik ke hotel untuk beristirahat. Di masjid kan udah selesai." Lanjut ku. Dia hanya mengangguk, dan seketika aku hendak melangkah ia memegang lengan ku. Aku terperanjat kaget, akhir nya aku mengusap punggung tangan nya yang menempel di lengan ku.

Aku bahagia
Aku bahagia bisa bersanding dengan diri nya. Aku memang belum mengatakan bahwa aku mencintai nya. Aku mencintai nya cukup dalam diam ku. Bukan kah dia juga tidak mengatakan kepadaku bahwa dia mencintai ku atau tidak.

Mungkin, ini semua perlu waktu.


Nikah muda?
Bagaimana tanggapan readers tentang nikah muda?

Seru yak!! Hhehe

Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang