32

6.2K 230 2
                                    


Hari berganti hari
Alex menjalani hidupnya seperti biasa. Ia sangat bersemangat dalam bekerja, karena perusahaan perusahaan terbesar menanam saham di perusahaan nya. Jadi, kesempatan ini tidak ia sia sia kan. Sekarang ia sedang fokus pada beberapa berkas berkas yang akan ditanda tangani nya. Hingga terdengar suara ketukan pintu ruangan nya.

Tok tok tok

"Masuk."  Matanya yang tak lepas dari berkas berkasnya.

Muncul lah sahabatnya yang selama ini selalu ada untuknya.

"Apa kabar tuan Alex Darson?" Sapanya dengan nada dingin.

Alex berdecak kesal. Karena tingkah sahabatnya ini.

"Ada apa?" Tanya Alex dan mengabaikan pertanyaan Zulham.

Zulham tersenyum, karena ia tau sahabatnya ini tidak suka menggunakan bahasa formal saat berbicara dengannya, kecuali dengan pegawai pegawai yang lainnya.

"Bahkan anda tidak menjawab pertanyaan saya." Ujarnya yang masih berdiri didepan Alex.

"Sudahlah. Ada apa kau kemari?" Tanya Alex tanpa basa basi.

Zulham lagi lagi tersenyum

"Alex, aku bersyukur kau masih punya semangat untuk hidup." Ucap Zulham tersenyum sedangkan Alex mengerutkan kening pertanda bingung.

"Ahh, pura pura ga ngerti.!" Lanjutnya mengejek.

"Keluarlah dari ruangan ku jika tidak ada yang dibicarakan." Perintah nya kesal.

Zulham tersenyum simpul. Sahabatnya ini memang benar benar berubah 180 persen.

"Aku akan pergi ziarah ke makam nya.!" Ujar Alex dan di angguki Zulham.

"Baiklah. Aku keluar dulu." Kata Zulham dan Alex mengangguk tanpa melihat Zulham.

Alex pun menarik nafas berat, ia akan pergi kemakam itu hanya sekedar meminta izin.

Tiba tiba pintu terbuka menampakkan kepala dan separuh badan Zulham sambil tersenyum

"Aku akan ikut dengan kau kemakam." Alex melotot dan melemparkan kacang tetapi tak berhasil karena sahabatnya itu sudah terlebih dahulu menutup pintunya.

5 menit Alex berpikir sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi ziarah. Ia keluar dari ruangan dan Zulham mengikutinya.

"Aku akan menemanimu." Ujarnya menoleh ke arah Alex. Namun Alex tak menjawab hingga mereka telah keluar dari perusahaannya dan menuju mobil. Sesampai nya dimobil, Alex tak berbicara hanya suara Zulham lah yang terdengar mengomel karena Alex mengabaikannya.

"Sampai kapan kau bersikap dingin terhadap sahabat mu ini?" Tanya Zulham yang melirik Alex sebentar lalu kembali fokus pada jalanan.

"Kau memang berubah, tapi tidak berubah untuk ku!" Lanjutnya lagi yang masih fokus pada jalanan yang mulai jauh dari perkotaan.

Zulham berdecak kesal, karena melihat wajah Alex yang biasa biasa saja.

Yaa, mereka sedang pergi ke sebuah desa. Dan mereka akan mendatangi makam yang akan mereka ziarahi.
Kepedesaan sangatlah jauh dari kota Surabaya. Mereka memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan menaikki mobil yang di khususkan untuk pergi ke desa.

Akhirnya mereka sampai di desa tersebut tetapi mereka belum menuju makam. Mereka memarkirkan mobil disebuah mushola yang halaman nya lumayan luas.

"Kau tau dimana makamnya?" Tanya Zulham memastikan. Namun Alex hanya mengangguk dan terus berjalan.

Hingga tibalah mereka di sebuah makam yang cukup luas. Dan Alex mulai mencari nisan yang akan di ziarahi nya.
Matanya membulat saat melihat nisan yang di maksud dan ia berjongkok di samping kuburan itu sambil mengelus batu nisan nya. Zulham berjongkok di samping Alex yang sedang menaburi bunga bunga diatas kuburan tersebut.

"Aku Alex Darson." Ujarnya seperti memperkenalkan diri.

Assalamu'alaikum Sahabat Fillah

Semoga ceritanya tidak mengecewakan ya? Dan jangan lupa komen, vote nya, biar ana semangat.!!!

Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang