Balik ke Maryam yah!!Maryam sudah selesai mengajar anak anak sejak satu jam yang lalu, dan sekarang ia bersiap siap untuk melaksanakan sholat Maghrib. Setelah selesai sholat tak lupa ia mengadu pada Allahu Ahad. Ia mencurahkan isi hatinya pada Allah, berharap Allah selalu memberikan kesempatan untuk berbuat baik.
Bahkan ia menangis karena merindukan sosok kedua orang tuanya yang sudah tenang dialam sana. Ia selalu berfikir kapan ia menjemput kedua orang tuanya yang sudah lama dirindukannya. Bukan ia mengeluh akan hidupnya saat ini, tapi ia benar benar merindukan mereka. Dan terkadang kedua orang tuanya datang dalam mimpinya tapi ia tak bisa sedikitpun menyentuh tangan mereka. Itulah yang membuat dirinya ingin ikut bersama keduanya."Maryam kangen ayah dan ibu, Maryam ingin jumpa ayah sama ibu. Lihatlah yah, bu, putri kalian sudah dewasa. Bahkan putri kalian yang malang ini sudah mengajar ngaji anak anak. Apa kalian galihat Maryam?? Maryam kangen ayah sama ibu!!" Ucap Maryam dengan suara bergetar karena menangis.
Ia berbicara sendiri berharap kedua orang tuanya menyaksikan kesedihan anaknya.
Cukup lama Maryam duduk diatas sajadah karena menangis. Sehingga terdengar ketukan pintu kamarnya."Maryam, ayo makan malam dulu." Panggil bibinya dari luar kamar.
"Iya bi, bentar lagi Maryam keluar." Sahut Maryam dari dalam kamar.
"Baiklah, bibi tunggu." Jawab bibinya. Kemudian pergi menjauh dari kamar Maryam.
Maryam pun melipat sajadah dan mukenahnya, setelah itu ia mengahampiri bibinya yang telah menunggu dimeja makan sederhana.
"Doa kan saja orang tuamu Maryam!" Ujar pamannya setelah mengetahui mata Maryam yang sembab.
"Iya paman." Jawab Maryam seadanya.
"Setelah makan nanti jumpai paman yah?" Ucap pamannya sambil memilih lauk pauk.
"Iya." Jawab Maryam.
Setelah mereka selesai makan, Maryam mencuci piring terlebih dahulu. Setelah itu ia pergi menjumpai pamannya yang telah duduk santai bersama istrinya.
"Kamu mau kuliah?" To the point pamannya.
Maryam tak merespon ia hanya diam.
"Maryam, kamu mau kuliah?" Tanya pamannya sekali lagi.
"Kuliah? Bagaimana Maryam bisa kuliah paman?" Tanya Maryam dengan wajah bingung.
"Paman ada rezeky, paman rasa itu cukup untuk uang muka nya." Jawab pamannya.
"Maryam gaapa apa kok ga kuliah, Maryam juga udah bahagia jadi guru ngaji." Ujar Maryam dengan pandangan kosong.
"Intinya kamu harus kuliah." Tegas pamannya.
Maryam menjadi bingung atas ucapan pamannya. Ia hanya berfikir dari mana pamannya akan membayarkan uang kuliah nya. Kuliah itu kan perlu uang banyak.
"Dan lusa kamu sudah harus menyiapkan diri, setelah itu kita pergi kekota. Masalah uang biar paman yang urus." Lanjut pamannya lagi. Sebelum meninggalkan ruangan itu. Dan Maryam bertanya pada bibinya dengan bahasa isyarat namun sang bibi hanya diam sambil tersenyum menandakan perintah "Ikuti saja".
Setelah itu Maryam pergi kekamarnya dengan perasaan bingung atas ucapan pamannya tadi. Tanpa sadar ia tersenyum bahagia dan mengucapkan rasa syukur itu kepada Allah yang maha baik.
Ia berjanji, apa bila ia benar benar kuliah maka ia akan belajar yang lebih giat lagi untuk membanggakan kedua orang tuanya yang sudah pergi. Dan ia akan membahagiakan paman dan bibinya yang selama ini telah merawatnya.Assalamu'alaikum
Pleaseee ana mohon jangan berhenti baca cerita nya yah!!!#RintihanJari