29

5.9K 236 1
                                    


Alex Darson Pov

"Aaaaaaaaa!!" Teriakku sambil melempar gelas yang berada di mejaku hingga pecah.

Tak lama ada seseorang yang masuk keruangan ku. Siapa lagi kalau bukan sahabat ku. Zulham.
Ia terlihat khawatir saat melihat ku berantakan dan ada gelas pecah yang tak jauh darinya.

"Elu gila ya? Elu bikin gua khawatir aja." Ujarnya di hadapanku.

"Yaa, gua gila. Gila semenjak Maryam menjauh dari gua." Jawab ku penuh amarah. Zulham memandang tak percaya.

"Biasa nya elu ngga pernah gila karena cewe?" Tanyanya bingung.

"Gua mau bunuh diri. Hidup gua kagak berarti lagi tanpa dia." Ujarku dan meninggal kan Zulham yang tak percaya atas ucapanku.

Zulham memanggilku tapi ku abaikan. Aku memasuki mobilku dan menuju tempat yang telah kupikirkan. Tak lama aku pun sampai ditempat ini hingga kini aku berada dipinggir jalan dan celingak-celinguk melihat kendaraan yang begitu melaju dengan cepat. Hingga terlihatlah sebuah mobil sepertinya si pengemudi sedang mabuk, karena mobilnya tak terkendali. Aku berjalan dan kini sudah berada ditengah jalan. Mobil itu melaju dan semakin mendekat hingga akhirnya tubuhku terpental kepinggir jalan dan merasakan sakit ditanganku, kulihat tanganku memar akibat goresan aspal. Mata ku melihat seorang perempuan terbaring lemah sekitar 6 meter dari tempatku. Aku memperhatikannya, sepertinya aku mengenalnya. Yaa, dia adalah perempuan yang sangat kurindukan selama ini. Tak terasa air mataku jatuh dan mendekatinya yang sudah berlumuran darah. Sungguh, aku tak sanggup melihat pemandangan ini. Dia gadis kecilku yang polos. Hingga kini aku tepat berada disamping tubuhnya yang lemah dan kaki ku melemas sehingga aku berhadapan dengannya yang sudah bersimbah darah. Tanganku bergetar hebat saat ingin menyentuh wajahnya yang dilumuri darah berwarna merah kehitaman. Aku langsung mengangkat kepalanya dan kutopangkan kepalanya dengan tangan kiri ku. Aku semakin putus asa saat melihatnya bersimbah darah, kutatap wajahnya yang pucat tanpa sadar aku berteriak menyebut namanya.

"Maryaaaaaaaaaaaaaaaaaammmmm!!" Teriakku disela sela tangisan ku. Hingga aku melihat Zulham berlari dan mendekatiku. Aku tak peduli dengan kedatangan nya dengan wajah penuh tanda tanya. Aku tetap menangis sambil memeluk tubuhnya nya yang tak berdaya.

Zulham menenangkan ku dan mengatakan bahwa Maryam harus segera dilarikan ke rumah sakit. Aku menurut dan menggendong tubuh mungilnya menuju mobil, Zulham menyetir dan aku duduk dibelakang sambil memangku kepalanya. Tibalah dirumah sakit. Aku segera membawa Maryam masuk dan segera mendapatkan pertolongan. Tak lama dua orang suster berbaju putih datang sambil membawa tandu, dan kuletakan tubuh Maryam. Aku tak henti hentinya membangun kan Maryam dan itu membuat Zulham kesal. Hingga tiba di ruang UGD. Dokter dan suster suster itu membawa masuk Maryam. Dan aku menunggu diluar dengan perasaan campur aduk. Zulham menenangkan ku sambil menepuk nepuk bahuku.
Aku menunduk memikirkan keadaan Maryam. Aku takut kehilangannya karena aku sangat mencintainya dan menyayanginya. Jika Maryam tidak selamat, maka aku tidak akan hidup. Yaa, itulah sumpahku.

Next!!!
Jangan lupa komen dan vote nya sob!!

Yang TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang