Gadis itu sedang duduk di sebuah taman kota sambil membaca Al Qur'an. Setelah mata pelajaran di kampus nya selesai, ia memutus kan untuk pergi ke taman. Ia juga memutuskan untuk tidak di antar jemput oleh Alex, mengingat ia akan menikah dengan Azam seminggu lagi.
"Aku sudah tau bahwa kamu di sini!" Ujar seseorang dari belakang Maryam. Ia berhenti membaca Al Qur'an karena suara tersebut sangat familiar di pendengaran nya.
"Kenapa kamu menjauh Maryam?" Tanya nya yang kini sudah berdiri di depan Maryam. Maryam menarik nafas berat sebelum berbicara.
"Maryam akan menikah." Jawab nya datar tanpa ekspresi. Alex melongo dan tak lama kemudian ia tertawa, karena ia tidak percaya dengan apa yang di kata kan Maryam.
"Menikah? Apa kamu bercanda?" Tanya nya tak percaya
"Iya
Dia akan menikah, menikah dengan ku." Ujar nya lantang yang berada tak jauh dari mereka. Alex menoleh ke sumber suara tersebut dan mendapati Azam yang sedang tersenyum puas."Pernikahan kami akan di adakan seminggu lagi." Lanjutnya yang sudah berada di samping Maryam.
"Tidak
Kalian pasti bercanda kan?" Tanya Alex yang masih tak percaya."Jika kau tidak percaya, maka datang lah ke pernikahan kami nanti. Ini undangan untuk mu!" Kata Azam sambil memberikan undangan pernikahan mereka dan di sambut oleh tangan Alex dengan ragu ragu.
Terlihat jelas raut wajah Alex yang bercampur aduk antara sedih, kecewa, putus asa, marah, dan tidak terima. Seorang gadis nya akan menikah dengan laki laki yang jelas itu adalah adik nya sendiri. Ia menatap Azam dan Maryam bergantian denga tatapan campur aduk.
"Kamu lebih memilih laki laki ini ketimbang aku." Ujar nya dengan nada marah
Maryam menarik nafas berat sebelum angkat suara
"Maryam punya alasan kenapa Maryam menolak lamaran kakak, dan lebih memilih kak Azam sebagai suami Maryam nanti nya." Ujar Maryam tegas. Azam tersenyum penuh kemenangan, sedang kan Alex masih di selimuti dengan rasa kecewa.
"Aku selama ini menunggu mu agar kamu bersedia menikah dengan ku, Maryam!" Kata Alex dengan nada menekan di setiap ucapan nya.
"Allah tidak mentakdir Maryam dengan kakak. Maryam bukan jodoh kakak. Kakak bisa mencari jodoh kakak yang sebenar nya! Yang sangat mencintai kakak dalam diam nya." Jelas nya.
Alex mengusap wajah nya kasar.
"Tapi aku hanya mencintai mu Maryam..!" Kata Alex
"Sahabat Maryam yang lebih mencintai kakak. Aira Putri." Ujarnya dan Alex acuh tak acuh dengan nama yang di sebut kan Maryam.
"Lebih baik kamu aku antar pulang, ini sudah sore." Azam angkat suara dan mengajak Maryam pulang. Maryam mengangguk dan mengikuti langkah Azam.
Dalam hati nya ia merasa bersalah atas apa yang di lakukannya kepada Alex. Selama ini Alex memang merawat nya, tapi ia tidak bisa terus terusan menyusah kan Alex karena diri nya.! Lagi pula sahabat nya Aira Putri mencintai Alex sejak pertama kali melihat Alex mengantar Maryam ke kampus. Karena sebelum nya ia tidak mengetahui jika Alex menyukai nya, dan mengatakan kepada Aira bahwa Alex adalah hanya seorang teman. Tidak lebih.
Didalam mobil tidak ada yang berbicara, baik Azam mau pun Maryam. Mereka hanyut dalam pikirannya masing masing. Hingga tiba lah di apartemen Maryam. Dan Azam melajukan mobil nya untuk kembali pulang.